Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai ibu kota dari provinsi Jawa Timur, pasar residensial khususnya perumahan tapak di Surabaya berkembang sangat pesat, seiring dengan pertumbuhan proyek infrastruktur dan moda transportasi massal yang masih dalam tahap perencanaan maupun pengerjaan.
Ike Hamdan Head of Marketing Rumah.com mengatakan meskipun sempat turun sebesar 0,57% pada kuartal I/2017 akan tetapi pergerakan median harga rumah tapak di bawah Rp600 juta di Surabaya, Jawa Timur, kembali menanjak signifikan selama Kuartal/I2017.
Jika dipantau dari awal tahun 2016 silam, median harga rumah di kuartal II/2017 merupakan yang tertinggi yakni mencapai Rp7,5 juta per meter perseginya atau naik 6,45%.
“Penyebaran lokasi hunian seharga kurang dari Rp600 juta di Surabaya cukup beragam. Di area timur, konsumen bisa menyasar daerah Rungkut dan Gunung Anyar.Sedangkan di sisi barat dan utara Surabaya, kawasan Lakarsantri dan Kenjeran masih menawarkan pilihan rumah minimalis seharga Rp500 juta-an,” katanya Senin (25/9/2017).
Pertumbuhan proyek infrastruktur dan moda transportasi massal yang cepat diprediksikan menjadi salah satu pendorong kenaikan harga. Beberapa proyek seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya. Jika ini resmi terealisasi, maka diperkirakan Jakarta-Surabaya bisa dijangkau dalam waktu kurang dari 5 jam.
Kehadiran kereta cepat pun diharapkan mampu mengurangi tingginya beban penumpang transportasi udara Jakarta-Surabaya dan sebaliknya, serta mengurangi kepadatan di jalan raya. Layaknya Jakarta, wilayah yang mendapat julukan kota pahlawan ini juga akrab dengan wajah kemacetan setiap harinya.
Pemerintah setempat mengatasi permasalahan itu dengan merencanakan sejumlah jalur baru untuk menunjang perekonomian kota sekaligus meningkatkan potensi pasar properti.