Bisnis.com, JAKARTA —Tiga badan usaha milik negara mengklaim telah mengembangkan berbagai infrastruktur pelabuhan untuk mendukung program Tol Laut yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Hal itu terungkap pada press conference ketiga BUMN tersebut di sela-sela Indonesia Business Development Expo (IBDExpo) 2017 di Jakarta Convention Center, Jumat.
Ketiga BUMN itu adalah PT Pelindo I (Persero), Pelindo II (Persero) dan PT Pelindo III (Persero).
Senior Vice President Marketing dan Government Relation Pelindo III Sugiono mengatakan saat ini perusahaan mengelola 17 pelabuhan yang tersebar di di Jawa Tengah, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan dan Kalteng.
Sebanyak 5 di antaranya masuk dalam program Tol Laut yaitu Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Sampit, Pelabuhan Banjarmasin, dan Pelabuhan Kupang.
Di Tanjung Perak kata Sugiono, saat ini sudah dibangun infrastruktur dengan pengerukan alur laut dengan kedalaman dari 8,5 meter menjadi 13 meter sehingga bisa menambah volume singgah kapal berbobot mati 20.000-50.000 Dwt.
"Pengembangan fasilitas pelayanan dilakukan di Pelabuhan Sampit, Banjarmasin, Kupang, Terminal Peti Kemas Surabaya berupa penambahan container crane masing-masin berkisar 2-6 unit," ujarnya.
Dengan penambahan fasilitas tersebut tingkat troughput atau penanganan kontainer di lima pelabuhan Tol Laut tersebut bisa meningkat signifikan.
"Total investasi yang dialokasikan Pelindo III untuk pengembangan Tol Laut mencapai sekitar Rp4,5 triliun selama 2017-2019. Sementara pada tahun 2011-2017 telah dialokasikan sekitar Rp12 triliun," ujar Sugiono.
Selain infrastruktur, ia menambahkan bahwa Pelindo III juga ikut menyukseskan Program Rumah Kita, yaitu bekerjasama dengan Bulog dan Pelni untuk mendistribusikan kebutuhan pokok di wilayah terpencil, terluar dan terdepan (3T).
"Hasilnya, lewat Tol Laut dan Rumah Kita saat ini harga semen di wilayah NTT sudah bisa diturunkan menjadi Rp47.500 zak dari sebelumnya di ata Rp55.000 pe zak," ujarnya.
Sementara itu, Senior Vice Presiden Operation Pelindo II David P Sirait mengatakan perusahaan sudah menyelesaikan beberapa tahapan pengembangan Tol Laut yang bahkan sudah memberikan hasil yang signifikan.
"Saat ini seiring dengan selesainya pembangunan terminal Peti Kemas 1 di New Priok, Kali Baru, sudah bisa melakukan ekspor dari Jakarta langsung ke Amerika Serikat," ujarnya.
Secara keseluruhan, dari 16 pelabuhan yang dikelola Pelindo II, sebanyak 4 diantaranya masuk dalam proyek strategis yaitu pengembangan Pelabuhan New Priok, Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Terminal Kijing, Cikarang Bekasi Laut.
David menjelaskan, total investasi Pelindo II mencapai Rp40 triliun, sebanyak Rp14,5 triliun diantaranya untuk pengembangan Pelabuhan New Priok, Pelabuhan Sorong sekitar Rp2,4 triliun, Pelabuhan Kijing sekita Rp triliun, sedangkan Cikarang Bekasi Laut dialokasikan sekitar Rp3,4 triliun.
"Beberapa investasi sudah digunakan pada tahun-tahun sebelumnya, dengan sumber dana dari global bond," ujarnya.
Manajer Stakeholder Pelindo I Asih Kurnia mengatakan, Pelindo I, sedang mengembangkan Pelabuhan Malahayati, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, dan Pelabuhan Batam.
"Pengembangan infrastruktur di pelabuhan-pelabuhan tersebut diharapkan bisa menurunkan biaya hingga 50 persen," ujar Asih.