Bisnis.com, SURABAYA—Kelompok pemuda kreatif yang tergabung dalam Cameo Project bersama dengan Ma'arif Institute mengajak pelajar Kota Surabaya menjadi pelopor gerakan kebhinekaan melalui kreativitas video di YouTube dengan menonjolkan konten positif.
Anggota Cameo project Martin Anugrah mengatakan, kebhinekaan sebenarnya sudah ada sejak kemerdekaan di mana Indonesia memiliki banyak ras suku dan agama sehingga penyatuan Indonesia sudah selesai namun saat ini banyak konten sosial media yang menyerukan penyatuan Indonesia hanya untuk memecah belah.
"Sekarang ini seharusnya kita menikmati dan mempertahankan kesatuan Indonesia caranya ya terus berkampanye dengan konten positif yang banyak agar bisa menggeser konten-konten negatif," jelasnya saat acara Aksi Kebhinekaan Pelajar Surabaya Bersama Maarif Institute dan Cameo Project, Jumat (22/9/2017).
Martin mengatakan hal itu lah yang dilakukan Cameo Project yang awal mula mendirikan sebuah youtube channel dengan konten yang idealis. Cameo membuat konten asalnya dari pemikiran kelompoknya yang terusik dengan keadaan sekitar.
"Awalnya memang dengan pemilihan Gubernur Jakarta tapi kami tidak ada tujuan politik dan hanya untuk lucu-lucuan. Sampai akhirnya video-video parodi kami menjadi viral," katanya.
Martin menambahkan gol dari kampanye melalui video YouTube adalah mengubah ekosistem video digital yang tadinya buruk menjadi positif untuk mendatangkan kebaikan.
Gamelawan, seorang YouTube creator asal Surabaya membagikan kisahnya sukses menjadi yutubers dengan belasan ribu subcribers. Menurutnya, dalam membuat sebuah konten video yang menarik kreator bisa mengangkat tentang isu lokal yang benar-benar ada di sekitarnya.
"Awalnya saya coba-coba bikin video, katanya bisa dapat profit tapi kok enggak ada yang nonton. Saya coba berkali-kali bikin cover song, tetap enggak ada yang nonton. Akhirnya saya memutuskan bikin video nyanyi lagu pop dengan perpaduan gamelan, kebetulan saya suka gamelan dan pernah belajar gamelan," ungkapnya.
Musik gamelan, katanya, juga merupakan satu keresahan di mana musik-musik tradisional mulai ditinggalkan terutama oleh anak muda. Untuk mempertahankannya, perlu kampanye yang menarik agar bisa diterima oleh masyarakat masa kini.
