Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum memaksimalkan potensi wisatawan dari kegiatan pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran. Meski merupakan salah satu kota besar di Indonesia, wisatawan Jatim dari sektor tersebut masih kalah jauh dari capaian Bali, DKI Jakarta, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Data International Congress and Convention Association (ICCA) menunjukkan dalam daftar kota-kota tujuan industri pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE), hanya ada Denpasar, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung dalam ratusan kota dunia yang menjadi tujuan wisata MICE.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jatim Yusuf Karim Unggul mengungkapkan Jatim belum menggarap potensi wisatawan MICE yang dalam skala nasional, meningkat rata-rata 4% per tahun.
“Kalau dibandingkan dengan wisatawan yang datang untuk liburan atau leisure, jumlahnya memang kecil. Namun kalau kita lihat spendingnya, wisatawan MICE bisa membelanjakan uang sampai 7 kali lebih banyak dibandingkan wisatawan umum,” jelas Yusuf di Surabaya, Selasa (19/9/2017).
Yusuf menjelaskan tren jumlah wisatawan MICE sangat bergantung pada penyelenggaraan acara-acara di suatu daerah. Untuk dapat menarik banyak pertemuan MICE, perlu ada fasilitas yang mengakomodasi yang memudahkan pengunjung.
Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim memproyeksikan pergerakan wisatawan nusantara di Jatim pada tahun ini mencapai 54,56 juta orang, sedangkan potensi wisatawan MICE mencapai 1,249 juta orang. Pada 2017 ini, potensi wisatawan mancanegara dari MICE diprediksi mencapai 112.000 orang.
Adapun, Kementerian Pariwisata memasukkan 16 kotadalam daftar destinasi wisata MICE di Indonesia yaitu Bali, Jkaarta, Jogja, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, Solo, Semarang, Lombok, Manado, Palembang, Batam, Padang, Balikpapan, dan Bintan.
Menurut Yusuf, wisatawan MICE dapat menjadi alternatif bagi pemerintah untuk menarik wisatawan pada bulan-bulan low season atau saat tidak banyak wisatawan yang berkunjung. Dengan adanya wisatawan MICE, pekerja sektor wisata pun tetap kebanjiran konsumen.
“Di Surabaya, biasanya pada Januari sampai Mei kita mengalami low season. Business tripakan dapat mengisi saat wisatawan kita sedang sedikit, karena spending mereka bisa lebih banyak tujuh kali lipat,” jelas Yusuf.
Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur melalui bandar udara Juanda selama Juli 2017 melonjak hingga 42,58% dibandingkan jumlah kunjungan pada bulan sebelumnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan pada Juli 2017, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Jatim melalui Bandara Juanda yaitu 23.357 kunjungan, atau naik nyaris 7.000 orang dari kedatangan pada bulan sebelumnya sebanyak 16.382 kunjungan.
Jumlah kunjungan wisman selama Januari—Juli 2017 pun mencatatkan kenaikan sebesar 7,64% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Secara akumulatif, jumlah kedatangan wisman pada Januari—Juli 2017 mencapai 125.157 kunjungan.