Bisnis.com, MALANG – Bulog Malang mulai menyerap beras petani mengacu harga flexibilitas, yakni 10% di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Kepala Bulog Malang Faizal Ashari Rambe mengatakan target pengadaan beras mengacu harga yang berlaku per-7 Agustus mencapai 8.900 ton, namun sampai saat ini baru terserap 504 ton. “Karena panen memang sudah jarang pada September,” kata Faizal di kantornya, Kamis (14/9/2017).
Karena itulah, meski harga pembelian beras oleh Bulog sudah ada fleksibilitas tetap masih tidak mampu menyerap komoditas pangan tersebut dalam jumlah banyak. Pasokan di pasar terbatas.
Dengan terbatasnya pasokan beras di pasar, maka harga beras otomatis terangkat naik meskipun tidak ekstrem. Harga gabah kering panen (GKP) di pasar saat ini mencapai Rp5.000-Rp5.400/kg, masih di atas harga fleksibilitas yang mencapai Rp4.070/kg, sedangkan HPP lebih rendah lagi Rp3.700/kg.
Pada Oktober, dia memperkirakan, harga beras akan turun karena pasokan di pasar lebih bersamaan dengan berlangsungnya panen padi di sentra-sentra produksi.
Karena itulah, pada Oktober diharapkan Bulog bisa menyerap beras dengan harga fleksibilitas, sehingga sampai pada Desember 2017 target penyerapan 9.800 ton bisa tercapai.
Meski pasokan di pasar pasokan beras tidak terlalu banyak, dia yakin, Bulog masih bisa menyerap beras namun dengan jumlah yang terbatas. Per hari hanya di kisaran di bawah 50 ton.
Padahal pada panen raya padi, Bulog bisa menyerap sebesar 800-1.000 ton/hari. ”Mulai Oktober saya berharap bisa menggenjot penyerapan beras,” katanya. Upaya menggenjot penyerapan itu bisa dilakukan dengan adanya flexibilitas harga pembelian beras oleh Bulog.
Jika ditunjang produksi padi di sentra-sentra membaik, maka penyerapan beras menjadi lebih mudah.
Sementara itu, Kepala Bulog Surabaya Selatan Arsyad menegaskan target pengadaan beras mengacu fleksibilitas harga untuk Bulog wilayah tersebut mencapai 10.000 ton.
Dia optimistis, sampai akhir 2017 target tersebut dapat terpenuhi karena ruang bagi Bulog dalam menyerap petani menjadi lebih longgar dari sisi harga. Ketika di sentra-sentra padi di Jatim mengalami panen dalam jumlah besar, maka Bulog berpeluang tinggi dalam menyerap beras petani.