Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Emiten Transportasi Darat Terus Tergerus

Kerja sama emiten transportasi darat dengan aplikasi online berbasis transportasi belum membuahkan hasil yang signifikan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Kerja sama emiten transportasi darat dengan aplikasi online berbasis transportasi belum membuahkan hasil yang signifikan.

Adapun kinerja PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk. (BIRD) masih tergerus seiring maraknya aplikasi online tersebut. Pendapatan kedua emiten transportasi ini juga juga tergerus cukup dalam.

Analis BNI Sekuritas Thennesia Debora mengungkapkan dampak dari kerja sama aplikasi online seperti Grab dan Go-Jek kepada dua emiten ini belum terlalu signifikan.

Dia mengungkapkan, kondisi itu terlihat dari kinerja BIRD dan TAXI pada kuartal II/2017 yang masih lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya.

"Namun, kami menilai positif kerja sama ini, terutama dari sisi kuantitas penggunaan meningkat," ungkapnya saat dihubungi, Selasa (22/8/2017).

Pada Juni 2017, pendapatan TAXI mencapai Rp157,72 miliar, tergerus hingga 57,57% dari posisi Rp374,06 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan TAXI turun tajam pada segmen kendaraan taxi.

Segmen kendaraan taksi menyumbang pada pendapatan hingga Rp134,02 miliar, atau setara 83% dari total pendapatan. Segmen ini mencatatkan penurunan hingga 59,84% year on year dari posisi sebelumnya Rp333,77 miliar.

Hanya segmen sewa kendaraan TAXI yang mencatatkan peningkatan. Adapun pendapatan dari segmen sewa kendaraan mencapai Rp20,23 miliar, tumbuh 8,58% dari posisi Rp18,63 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain penurunan pendapatan yang cukup dalam, rugi yang diatribusikan kepada entitas induk TAXI juga semakin banyak. Hingga Juni 2017, nilai rugi TAXI mencapai Rp133,11 miliar, rugi ini lebih besar dibandingkan dengan rugi dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp42,89 miliar.

Sementara itu, pendapatan BIRD pada paruh pertama tahun ini juga anjlok menjadi Rp2,08 triliun, turun 15,74% dari posisi Rp2,47 triliun pada periode yang tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan pada segmen kendaraan taksi juga dialami oleh BIRD.

Hingga Juni 2017, pendapatan dari kendaraan taksi Blue Bird mencapai Rp1,69 triliun, turun 18,75% dari posisi Rp2,08 triliun pada periode yang tahun sebelumnya.

Meskipun pendapatan BIRD menurun, perseroan masih berhasil membukukan laba walau dalam keadaan tertekan. Hingga Juni 2017, laba yang dibukukan oleh BIRD mencapai Rp193,07 miliar, turun 15,68% dari posisi Rp228,97 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan pada segmen kendaraan taksi, sambung Thennesia, karena costumer lebih menyukai transportasi berbasis online. Dia mengungkapkan, aplikasi transportasi online memberikan harga yang lebih murah dibandingkan taksi.

Thennesia mengungkapkan, kerja sama emiten transportasi dengan aplikasi transportasi online bakal berdampak positif terhadap utilisasi armada BIRD maupun TAXI. Namun, dampanya tidak langsung terlihat signifikan pada pendapatan dan laba perusahaan.

Dia juga menilai, ketika larangan transportasi online diberlakukan pemerintah, maka kinerja perusahaan-perusahaan taksi konvensional berpotensi membaik seiring kembalinya pangsa pasar perseroan yang telah diambil oleh transportasi online.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper