Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI MINYAK BANYU URIP, ExxonMobil Sentuh Titik Tertinggi

Produksi minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu telah menembus 201.000 barel per hari atau 24,36% dari target liftingnasional sebanyak 825.000 barel per hari.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, BOJONEGORO — Produksi minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu telah menembus 201.000 barel per hari atau 24,36% dari target liftingnasional sebanyak 825.000 barel per hari.

Saat ini, produksi minyak dari salah satu ladang migas terbesar di Indonesia itu berada pada puncak tertingginya sejak semburan cairan hitam pertamanya pada 2015 sebanyak 85.000 barel per hari (bph).

Produksi Lapangan Banyu Urip pada 2015 meningkat menjadi 165.000 bph, kemudian meningkat lagi menjadi 185.000 bph pada awal tahun ini. PT ExxonMobil Cepu Limited menjadi operator blok migas yang berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur itu.

Peningkatan produksi minyak Banyu Urip dari 185.000 bph menjadi 201.000 bph itu direalisasikan setelah analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) yang diajukan perusahaan migas asal Amerika Serikat itu disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada akhir Juli 2017. ExxonMobil mengajukan amdal untuk menaikkan produksi minyak ke 200.000 bph pada Maret 2017.

Melalui izin amdal itu, ExxonMobil memperoleh restu untuk mengebor minyak dari Banyu Urip hingga 220.000 bph.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto mengatakan bahwa produksi minyak dari Banyu Urip saat ini sudah di atas 200.000 bph.

“CPF [central processing facility/pusat fasilitas pengolahan] Banyu Urip awalnya hanya 185.000 bph dan amdal boleh sampai 220.000 bph. Saat ini, [produksi] sudah lebih dari 200.000 bph,” ujarnya saat mendampingi wartawan dalam kunjungan ke Lapangan Banyu Urip, Jumat (18/8/2017).

Di Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Ltd. memegang saham 20,5%, Ampolex 24,5%, PT Pertamina EP Cepu 45%, dan  BUMD 10%.

Minyak dari Lapangan Banyu Urip akan disalurkan melalui pipa sepanjang 95 km menuju penyimpanan minyak terapung (floating storage & offloading/FSO) Gagak Rimang yang terletak di Laut Jawa.

Erwin menjelaskan bahwa di Banyu Urip terdapat 45 sumur terdiri atas 30 sumur produksi dan 15 sumur injeksi (air dan gas). Penambahan produksi diusulkan ExxonMobil Cepu karena naiknya potensi cadangan yang bisa diangkat (recoverable reserve) dari semula 450 juta barel menjadi 725 juta barel.

Menurutnya, Banyu Urip juga menghasilkan gas bumi, tetapi relatif kecil. Gas tersebut digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas untuk kebutuhan listrik di wilayah kerja migas tersebut.

Dia menuturkan, gas dari Banyu Urip mengandung banyak sulfur dan karbondioksida sehingga hanya sebagian kecil saja yang bisa dimanfaatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : News Editor
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper