Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN XI Kembangkan Pupuk Organik Berbasis Limbah Tebu

PTPN XI menggandeng PT Pupuk Kujang mengembangkan pupuk organik berbasis limbah tebu, sebagai diversifikasi produk dari tebu, selain gula.
Ilustrasi/IST
Ilustrasi/IST

Bisnis.com, JAKARTA--PTPN XI menggandeng PT Pupuk Kujang mengembangkan pupuk organik berbasis limbah tebu, sebagai diversifikasi produk dari tebu, selain gula.

Pemanfaatan pupuk organik untuk kebun tebu juga dinilai dapat menekan biaya produksi, sehingga petani dapat memperoleh keuntungan signifikan.

Direktur Utama PTPN XI Moh Cholidi menyampaikan selama ini petani tebu selalu menambah pupuk NPK dengan dosis dan biaya tinggi hanya untuk mengejar produktifitas. Sementara, penggunaan pupuk kimia yang berlebih menyebabkan daya ikat tanah terhadap unsur hara dan air semakin menurun.

Akibatnya, kebun tebu membutuhkan air dan pupuk kimia lebih banyak, sehingga biaya budidaya lebih tinggi. Sebaliknya, riset yang dilakukan PT Pupuk Kujang menyebut pemanfataan pupuk organik dari limbah tebu dapat mengurangi konsumsi pupuk hingga 30%. Konsumsi pupuk kimia dari rata-rata 1.200 kg per ha dapat menurun menjadi 700 kg per ha jika menggunakan pupuk organik.

"Kami berharap harga pokok produksi di petani bisa di bawah Rp8.000 per kg dengan kombinasi pakan dan program mekanisasi. Kalau harga pokok di bawah itu, saya pikir menanam tebu tetap menarik," tuturnya dalam konferensi pers Mou PTPN XI dan PT Pupuk Kujang tentang kerjasama Penelitian dan Pengembangan Pupuk Organik Berbasis Limbah Tebu di Jakarta, Senin (5/6).

Produksi awal akan dimulai pada musim tanam 2018, dengan memanfaatkan 200.000 ton blotong (limbah padat) per tahun. Limbah tebu ini dihasilkan dari 15 pabrik gula di bawah PTPN XI. Adapun, untuk tahun ini fokus pada ujicoba dengan memproduksi 200 kg - 300 kg pupuk untuk kebun tebu seluas 1 ha di Ngawi, Jawa Timur.

Dua pabrik gula di Madiun dan Probolinggo yang berhenti beroperasi akan dialihfungsikan sebagai pusat produksi. Tidak menutup kemungkinan, produksi pupuk akan diintegrasikan dengan Pabrik Gula Asembagus, Situbondo, dan Djatiroto, Lumajang, untuk memanfaatkan panas yang dihasilkan kedua pabrik dalam proses pengeringan.  

"Kami akan terus mengevaluasi agar harga pokok produksi bisa rendah dan memberikan hasil yang menguntungkan bagi petani," katanya.

President Director PT Pupuk Kujang Nugraha Budi Eka Irianto menyampaikan sejalan dengan kerjasama ini, manajemen masih menghitung peningkatan kapasitas produksi pupuk hayati di pabrik Cikampek. Untuk tahap awal PT Pupuk Kujang akan mengolah 25% dari total bahan baku atau 50.000 ton blotong menjadi pupuk organik.

"Kajian bisnis harus selesai paling lambat September atau Oktober ini. Kami memperhitungkan perkiraan kebutuhan investasi untuk mesin pengeringan, peningkatan kapasitas pupuk hayati, sekaligus bagaimana sistem bagi hasilnya," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : News Editor
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper