Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga konservasi dunia World Wide Fund for Nature (WWF) menyatakan bencana tsunami dapat mengancam habitat badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon yang berpotensi memunahkan populasi mamalia tersebut.
Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul mengatakan studi terbaru yang ditebitkan dalam jurnal konservasi dunia, "Conservation Letter", mengungkapkan populasi Badak Jawa di TNUK berada dalam jangkauan gunung berapi Krakatau, dekat dengan Cekungan Sunda, yang berpotensi menyebabkan gempa bumi dan memicu bencana tsunami.
"Studi ini menjadikan momentum yang baik untuk segera menyelamatkan badak Jawa, kita berpacu dengan waktu," kata Arnold melalui keterangan tertulis yang diterima Sabtu (13/5/2017).
Dalam studi ini, para peneliti membuktikan bahwa populasi pada 2013 sebanyak 62 individu Badak Jawa yang mengindikasikan populasi tersebut padat dalam satu habitat.
Jika terjadi bencana tsunami setinggi 10 meter atau sekitar 33 kaki dalam 100 tahun ke depan, dapat mengancam 80 persen area kawasan taman nasional yang menjadi habitat dengan kepadatan populasi Badak Jawa tertinggi.
Oleh karena itu, peneliti mendesak untuk segera melakukan pembangunan habitat baru bagi populasi Badak Jawa yang aman dari kawasan rawan bencana alam.
Pembentukan habitat baru dapat dilakukan dengan mengidentifikasi lokasi dan mengamankannya, memastikan kesepakatan dengan beberapa pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat lokal, serta pemantauan yang intensif di Taman Nasional Ujung Kulon untuk memilih individu Badak Jawa yang tepat segera dipindahkan.
Anggota tim penulis studi dari Colorado State University Brian Gerber mengatakan sesuai hasil penelitian, perlu adanya populasi baru badak untuk melindungi spesies ini.
"Badak Jawa adalah mamalia darat yang paling terancam di dunia. Saat ini, kita butuh kesungguhan dari segi politik dan sosial untuk segera bergerak dan membangun populasi tambahan," kata dia.
Studi ini menyajikan analisis terperinci mengenai populasi Badak Jawa dengan menggunakan metode kamera jebak.
Pada tahun 2013, para peneliti memperoleh 1.660 foto badak yang direkam dari 178 lokasi kamera jebak yang dipasang untuk mendapatkan perkiraan jumlah populasi, yaitu 62 individu.