Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan pengusaha kurir yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Expres, Pos dan Logistik Indonesia atau Asperindo Jawa Timur memperkirakan usaha kurir tahun ini masih dapat tumbuh sekitar 15% meski terus digempur persaingan kurir ilegal.
Ketua Asperindo Jatim, Djohan mengatakan pertumbuhan usaha kurir ini seiring dengan potensi pertumbuhan bisnis e-commerce yang rerata tumbuh sekitar 10%-20% per tahun. Pada 2015, tercatat total transaksi e-commerce mencapai Rp250 triliun, dan pada 2016 menjadi Rp300 triliun.
“Dari total transaksi itu, sekitar 7% nya merupakan biaya logistik atau ongkos kirim barang penjualan e-commerce. Namun sayang, kami harus bersaing ketat dengan kurir-kurir ilegal yang makin menjamur ini,” ujarnya saat berkunjung ke Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Timur, Selasa (4/4/3017).
Usaha kurir ilegal yang tidak mengantong Surat Izin Penyelenggaraan Pos (SIPP) ini kerap menawarkan tarif/biaya kirim 30% lebih murah dari perusahaan kurir yang legal. Jika pada 2015 ada sekitar 60% pangsa pasar bisnis logistik ini diambil oleh kurir ilegal, kini diperkirakan sudah 65% pasar yang direbut.
“Justru sekarang malah lebih banyak kurir baru, karena mereka bikin perusahaan gampang sekali, dengan punya modal 2 unit motor saja sudah bisa menjalankan usahanya,” ungkapnya. Akibatnya saat ini yang lebih mengalami tekanan justru usaha kurir kelas menengah karena harus bersaing dengan usaha kurir yang besar, serta dengan yang ilegal.
“Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan dan menertibkan yang ilegal ini, karena selama ini yang terus ditertibkan justru yang resmi dan sudah mengantongi SIPP. Bahkan setiap tahun yang resmi ini harus laporan keuangan setiap tahun, sedangkan yang ilegal terus bersembunyi,” katanya.
Untuk mempertahankan usaha kurir ini, Asperindo memiliki sejumlah strategi pasar terutama yang berbasis digital mengingat digitalisasi telah mendorong percepatan usaha di berbagai sektor.
“Asperindo siap untuk menggunakan teknologi ter-update dalam pelayanan primanya di era mega e-commerce, karena kita harus kreatif dalam meningkatkan daya saing.”