Bisnis.com, JAKARTA – PT Hyperloop Transtek Indonesia, perusahaan joint venture dengan Hyperloop Transportation Technologies akan menyelesaikan feasibilities studies dalam enam bulan untuk pengoperasian Hyperloop yaitu kereta cepat listrik.
Bibop G. Gresta, Chairman dan Chief Hyperloop Transportation Technologies mengatakan tingkat penduduk dengan mobilitas tinggi di Indonesia memerlukan transportasi yang efisien dari segi waktu ataupun biaya. Dia mengatakan teknologi hyperloop ini sangat murah sehingga bisa menurunkan beban biaya transportasi yang tinggi.
“Transportasi ini bisa mengefisiensikan US$7 miliar padahal ide ini tidaklah baru, ide ini hanya mengembangkan transportasi yang sudah ada,” ujar Bibop di Fairmont Hotel, Selasa (7/3/2017).
Dia menjelaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah khususnya dengan Kementerian Perhubungan. Dia menyebut, pemerintah sudah memberikan izin kepada perusahaan terkait untuk memulai melakukan feasibilities studies (FS). Saat ini kata Bibop, Hyperloop akan dibangun di Abu Dhabi.
Ada tiga lokasi yang akan disasar oleh perusahaan ini yaitu Jakarta, Tangerang khususnya agar terintegrasi dengan Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, Bibop juga menyebut bahwa perusahaannya akan menyasar pembangunan Hyperloop di Sumatera sebagai salah satu pulau yang industrinya akan berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
CEO PT Hyperloop Transtek Indonesia, Ron Mullers mengatakan kerja sama untuk membangun Hyperloop ini akan dibangun di Jakarta dan bisa terintegrasi ke seluruh Jawa. Selanjutnya Hyperloop juga bisa mengintegrasikan lintas provinsi di Pulau Sumatera.
“Pertama ini untuk mengatasi kemacetan, kedua karena semua orang ingin tinggal di Jakarta, tapi karena mahal tinggal di luar Jakarta. Akhirnya waktu ke Jakarta semakin jauh dan lama. maka Hyperloop ini diharapkan hanya 10 menit bisa sampai ke Jakarta,” ujar Ron.
Ron menjelaskan bahwa biaya Hyperloop lebih efisien 50% ketimbang moda transportasi lain yang ada di Indonesia. Selain itu biaya maintenance Hyperloop juga lebih murah ketimbang maintenance kereta api. Kelebihan lainnya, Hyperloop sebagai kereta listrik akan membangun menambah daya listrik di kawasan-kawasan yang dilalui.
“Karena itu kereta listrik kan jadi bisa membantu menjadi sumber daya listrik,” lanjutnya.
Dia mengatakan Hyperloop bisa mengisi untuk 40 feet kontainer, bukan hanya sebagai angkutan orang. Sayangnya kata Ron, perusahaannya belum mengantongi izin operasi dan lokasi dari pemerintah.
Dwi Putranto Sulaksono mengatakan, FS nantinya akan meliputi AMDAL, lokasi hyperloop, apakah memakai tanah pemerintah ataukah memakai lahan yang sudah eksisting. Pasalnya, Hyperloop memungkinkan untuk dibangun di atas rel kereta eksisting sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan baru.
Tak hanya itu, FS juga akan mengkaji kepadatan penumpang lintas daerah. Dia mengatakan bahwa perusahaan mendesain hyperloop menghubungkan dari Banten sampai Jawa Timur.
“Nanti terkoneksi lintas bandara, dari Bandara Soetta, ke Bandara Kertajati, dan selanjutnya ke Bandara Adisucipto di Yogyakarta lalu ke Surabaya sampai ke Banyuwangi,” ungkapnya.
Terkait investasi, Dwi menyebut dalam FS nilai investasi akan berbeda setiap lokasi tergantung dari karakteristik daerah. Nilai investasi normal kereta cepat listrik ini sekitar US$40 juta.
Dia pun mengatakan bahwa joint venture ini terbuka untuk kerja sama dengan badan usaha milik negara, misalnya PT Angkasa Pura I dan II (Persero) ataupun PT Kereta Api Indonesia. Dia memprediksikan kerja sama ini justru bisa membantu mendongkrak pendapatan BUMN.
“Kapsul ini rencananya sekarang untuk penumpang dulu, selanjutnya bisa untuk kargo. Sekarang isinya 40 orang per kapsul,” paparnya.