Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit di Wilayah OJK Malang Rp106,69 Triliun, Tumbuh 12,32%

Hingga April 2025 penyaluran kredit bank di wilayah OJK Malang mencapai Rp10,69 triliun.
Karyawati melayani pengaduan nasabah di Pusat Layanan Kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (20/12/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati melayani pengaduan nasabah di Pusat Layanan Kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (20/12/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, MALANG — Penyaluran kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang menembus Rp106,69 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp11,70 triliun, atau tumbuh sebesar 12,32% secara tahunan (year on year/YoY) pada April 2025.

Kepala OJK Malang Farid Faletehan mengatakan di tengah dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global, kinerja industri perbankan di wilayah kerja OJK Malang per April 2025 tetap resilien dan stabil.

“Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 20,07% yoy menjadi sebesar Rp28,79 triliun,” katanya, Rabu (18/6/2025).

Di sisi lain, kata dia, Bank Umum Konvensional masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar Rp10,94 triliun atau 12,51% yoy.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, ujar dia, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada April 2025, DPK tercatat tumbuh sebesar 1,40% ytd atau meningkat sebesar 4,25% yoy menjadi Rp100,80 triliun. 

Berdasarkan sektornya, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran (porsi: 20,26%), Industri Pengolahan (porsi: 16,75%), dan Untuk Pemilikan Rumah Tangga, termasuk Multiguna (porsi: 15,55%). 

Pertumbuhan kredit sendiri disumbang oleh sektor Perdagangan Besar dan Eceran (tumbuh Rp1,99 triliun atau 10,16%), sektor Konstruksi (tumbuh Rp1,87 triliun atau 28,02%), dan sektor Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (tumbuh Rp1,73 triliun atau 11,63%).

Secara umum kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan sebesar 2,71% (Maret 2025: 2,57%), meningkat 0,26% secara yoy.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menilai secara yoy kondisi perbankan sampai dengan April 2025 masih dalam kondisi sehat dan tahan terhadap gejolak global.

Meski begitu, kata dia, jika ditelisik lebih dalam secara mtm pada April terjadi penurunan penyaluran kredit pada bank umum konvensional sebesar 0,11% dibandingkan Maret. Hal ini sebenarnya kondisi yang wajar karena ekonomi berjalan lambat sebagai dampak masyarakat sedikit mengerem konsumsi sehingga berdampak pada pergerakan usaha. 

Di sisi lain, dia menegaskan, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak pada sejumlah sektor seperti akomodasi dan perhotelan.

Kondisi ini juga diiringi dengan meningkatnya risiko kredit yang tercerminkan dari NPL yang sedikit menaglami kenaikan, tentunya perbankn juga harus lebih berhati-hati dalam memnyalurkan kreditnya di tengah tekanan gejolak global dan sedikit lesunya perkonomian domestik.

“Sikap wait and see sepertinya juga dilakukan oleh para investor. Hal ini dicermikan dengan peningkatan DPK, atau dapat diartikan masyarakat cenderung memarkir dananya di perbankan sambil melihat perkembangan perkonomian untuk melakukan ekspansi,” ucapnya 

Terus meningkatknya kredit di sektor perdaganagn dan industri, Joko menilai, dapat diartikan bahwa memang saat ini kedua sektor tersebut memiliki potensi untuk terus berkembang siring dengan transformasi structural perekonomian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper