Bisnis.com, SURABAYA - Memasuki tahun 2025, dunia bisnis mengalami perubahan signifikan akibat perkembangan teknologi, perubahan pola konsumsi, dan dinamika ekonomi global. Para pelaku usaha perlu memahami tren bisnis terbaru agar dapat beradaptasi dan bersaing secara efektif.
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas, Sonny Murdo Suharsono mengatakan dinamika perekonomian global berubah cepat sepanjang Januari 2025, usai terjadinya peralihan pemerintahan di Amerika Serikat. Kondisi tersebut diyakini membuat pengambil kebijakan di seluruh dunia bersikap hati-hati melihat situasi dan mencari peluang ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi.
“Meski begitu, peluang ekonomi untuk dapat tumbuh cukup baik di paruh kedua tahun 2025 terbuka lebar, sehingga penting bagi pelaku bisnis melakukan sejumlah persiapan. Persiapan itu bisa berupa memahami tren bisnis yang akan bertahan, inovasi baru, dan sejumlah ancaman yang harus dihindari.”
Mengutip Market outlook 2025: Navigating cross-currents dari J.P. Morgan, dijelaskan bahwa pasar negara berkembang pada tahun 2025 masih menghadapi ketidakpastian ekonomi, karena terjebak di antara dua raksasa, Tiongkok dan AS. Perubahan kebijakan AS berpotensi menimbulkan guncangan pasokan karena perang dagang. Ujar Sonny
“Maka kita harus memahami beberapa tren Bisnis yang berpeluang bersar dan tantangan utama yang akan dihadapi oleh para pebisnis di tahun 2025. Pada bisnis Digitalisasi dan E-Commerce tentunya merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan, Digitalisasi terus mendorong pertumbuhan bisnis berbasis online. Konsumen semakin nyaman berbelanja melalui platform digital, didorong oleh inovasi dalam pembayaran digital, kecerdasan buatan (AI), dan pengalaman pelanggan yang lebih personal. Bisnis yang mengadopsi teknologi ini akan memiliki peluang besar untuk berkembang.”
Sonny menyebut ekonomi berbasis lanjutan juga semakin dipandang oleh Masyarakat kesadaran terhadap isu lingkungan semakin tinggi, mendorong permintaan terhadap produk dan layanan yang berkelanjutan. Bisnis yang menerapkan prinsip ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan daur ulang atau energi terbarukan, akan lebih diminati oleh pasar
“Masyarakat juga mengutamakan kesehatan dan kesejahteraan, pandemi telah mengubah prioritas masyarakat terhadap kesehatan. Bisnis di bidang kesehatan, termasuk telemedicine, makanan sehat, dan produk kesehatan berbasis teknologi, diprediksi akan terus berkembang.”
Maraknya Kecerdasan buatan atau biasa disebut AI dan Automasi semakin banyak diterapkan dalam berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga layanan pelanggan. Bisnis yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional akan mendapatkan keuntungan kompetitif. Imbuhnya.
“Berikut yang juga tidak kalah menjadi primadona adalah ekonomi kreator dan pekerjaan fleksibel, pertumbuhan ekonomi kreator, seperti content creator dan freelancer, membuka peluang bagi bisnis yang mendukung sektor ini. Platform digital yang menyediakan alat dan layanan bagi para kreator akan terus berkembang pesat.”
Sonny menjelaskan, berikut adalah beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh para pebisnis ditahun 2025 diantaranya adalah Persaingan yang sangat ketat, dengan kemudahan akses ke pasar digital, semakin banyak bisnis yang bersaing dalam ruang yang sama. Membangun diferensiasi yang kuat dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan menjadi kunci untuk bertahan.
“Regulasi yang berubah cepat, pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan regulasi baru terkait keamanan data, pajak digital, dan praktik bisnis berkelanjutan. Pebisnis harus selalu mengikuti perkembangan regulasi agar tidak mengalami kendala hukum.”
Keamanan siber dan perlindungan data, dengan meningkatnya transaksi digital, ancaman terhadap keamanan data juga meningkat. Bisnis harus menginvestasikan sumber daya dalam sistem keamanan yang kuat untuk melindungi data pelanggan dan reputasi perusahaan, jelasnya.
“Krisis ekonomi dan geopolitik, ketidakpastian ekonomi global serta ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi pasar dan rantai pasok. Pebisnis harus memiliki strategi adaptasi yang fleksibel untuk menghadapi perubahan ekonomi yang tidak terduga.”
Sonny melanjutkan, perubahan perilaku konsumen, semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk dan layanan. Mereka mengutamakan pengalaman pelanggan yang cepat, personal, dan bernilai tambah. Bisnis harus memahami tren ini dan menyesuaikan strategi pemasaran serta layanan mereka.
Tahun 2025 membawa berbagai peluang dan tantangan bagi dunia bisnis. Digitalisasi, keberlanjutan, dan kesehatan menjadi sektor yang berkembang pesat, sementara tantangan seperti persaingan ketat, regulasi, dan keamanan data harus dihadapi dengan strategi yang tepat. Para pelaku bisnis yang mampu beradaptasi dengan tren ini akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses di masa depan. Pungkasnya.