Bisnis.com, PONOROGO - DPRD Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendorong pemerintah daerah untuk menutup sementara Pasar Hewan Jetis sebagai langkah antisipasi meluasnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah tersebut.
"Perlu menutup Pasar Hewan Jetis guna mencegah penyebaran wabah PMK lebih lanjut," kata Ketua DPRD Kabupaten Ponorogo Dwi Agus Prayitno di Ponorogo, Senin (6/1/2025).
Menurut dia, saat ini upayanya tidak lagi sebatas pencegahan karena wabah sudah telanjur menyebar/menjangkit di Ponorogo.
Untuk itu, penanganan cepat harus segera, salah satunya dengan menutup pasar hewan demi mencegah masuknya ternak dari luar daerah yang berpotensi membawa atau bahkan sudah terjangkit virus PMK.
"Ingat kita tidak lagi berada pada tahap pencegahan, tetapi penanganan cepat harus dilakukan oleh dinas terkait," katanya.
Dwi mengingatkan bahwa kasus PMK bukan hal baru di Ponorogo. Wabah serupa pada tahun 2022 menyebabkan ratusan sapi perah di Kecamatan Pudak mati.
Baca Juga
Ia menekankan bahwa kejadian tersebut seharusnya menjadi pembelajaran, terlebih daerah sekitar seperti Ngawi dan Magetan telah terdampak sebelum kasus muncul kembali di Ponorogo sebulan terakhir.
"Lebih baik pasar hewan ditutup sementara seperti yang dilakukan Wonogiri. Kalau tidak, ada risiko penularan lebih besar, apalagi banyak pedagang dari luar daerah yang datang," tegasnya.
Jika kasus PMK tidak segera ditangani, menurut Dwi, potensi kerugian peternak akan makin besar.
Selain ternak yang terinfeksi, harga jual hewan juga diprediksi anjlok jauh dari harga pasaran.
Wakil rakyat ini juga meminta Pemkab Ponorogo segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memastikan ketersediaan vaksin PMK.
"Kami berharap vaksin segera didistribusikan sehingga penanganan wabah ini bisa lebih efektif," pungkasnya.