Bisnis.com, JOMBANG - Pembelian bahan bakar minyak jenis pertalite di SPBU di Kabupaten Jombang mulai menggunakan quick response code (QR Code ) alias barcode.
Meskipun sudah disosialisasikan di SPBU selama 6 bulan, sejumlah konsumen yang belum memiliki QR Code harus rela membeli BBM jenis pertamax. Hal itu terlihat di SPBU 54.614.29 Kecamatan Sumobito Jombang.
"Mulai tanggal 5 November kemarin di SPBU ini menerapkan QR Code untuk pembelian pertalite. Bagi yang tidak memiliki barcode tidak bisa mengisi pertalite. Sehingga mereka mengisi BBM mobilnya menggunakan pertamax," kata Nata dalam rilis, Senin (11/11/2024).
Pengemudi kendaraan tanpa QR Code dilayani pembelian pertamax.
"Pertalite ini khusus yang bersubsidi. Harganya Rp10 ribu per liter. Kalau pertamax non-subsidi harganya Rp12.100 per liter," ujar Nata sembari mengatakan selama ini tidak ada protes dari konsumen.
Salah satu konsumen yang sudah memiliki QR Code adalah Luluk Indrawati (40), warga Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang. Begitu memasuki SPBU Sumobito dirinya langsung antre di jalur pertalite.
Baca Juga
Petugas kemudian meminta Luluk untuk menunjukkan QR Code mobil warna hitam jenis Suzuki keluaran 2011 itu. Luluk menuruti permintaan petugas, dia menyodorkan QR Code yang sudah dicetak seukuran e-KTP. Petugas melakukan pemindaian.
Tak ada kendala. Petugas SPBU kemudian mengisi BBM jenis pertalite sesuai permintaan konsumen ke mobil hitam itu.
Luluk bercerita petugas SPBU memintanya membuat QR code dengan cara mendaftar di subsiditepat.mypertamina.id. Ia lantas memasukkan sejumlah dokumen. Di antaranya, e-KTP, foto STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), foto mobil miliknya, serta mengisi identitas diri.
Walhasil, sekitar 30 menit pendaftaran tersebut berhasil. Luluk mendaparkan QR code dari aplikasi Mypertamina. "Agar lebih efektif saya cetak seperti KTP. Biar mudah dibawa. Nah, hari ini pertama membeli pertalite menggunakan QR code. Alhamdulillah lancar," katanya.
Luluk menyatakan tidak masalah mekanisme pembelian pertalite dengan QR Code diterapkan. Sebab hal itu dapat membedakan konsumen yang bersubsidi dan non-subsidi. Tentu saja, kata Luluk, lebih enak memakai barcode karena cepat, efisien dan tidak ribet setiap kali membeli pertalite.
PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengakui animo masyarakat Jatim cukup tinggi. Saat ini tercatat ada 700 ribu lebih mobil yang terdaftar sebagai pembeli Pertalite memakai QR Code di Jawa Timur.
Ahad Rahedi Area Manager Communication, Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus merinci total di Jatim ada 747.748 kendaraan yang sudah terdaftar.