Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batik dan Perhiasan di Selintas Wilis Tembus Pasar Ekspor Bermodal Produk Berkualitas Premium

Keterangan foto 1: Pemilik Alya Batik, Pacitan, Tiwi Pontjowati, menunjukkan karya batik klasik dar
Pemilik Alya Batik, Pacitan, Tiwi Pontjowati, menunjukkan karya batik klasik dari rumah produksinya. Bisnis/Andik Susanto
Pemilik Alya Batik, Pacitan, Tiwi Pontjowati, menunjukkan karya batik klasik dari rumah produksinya. Bisnis/Andik Susanto

Bisnis.com, MALANG- Menembus pasar ekspor untuk produk-produk UMKM tentu tidak mudah. Ada banyak prasarat yang harus dipenuhi agar produk tersebut dapat diterima pasar luar negeri.

Agar produk UMKM dapat diterima pasar luar negeri, tentu produknya harus berkualitas. Bahkan kualitasnya premium. Juga, produk tersebut bukan produk yang diembargo pasar luar negeri karena berbagai faktor, seperti soal lingkungan.

Alya Batik, asal Pacitan, dan perhiasan berbasis bebatuan Pacitan, OG Jewelry termasuk produk asal daerah selintas Wilis, eks-Karesidenan Madiun dan Kediri, salah dua produk yang berhasil menembus pasar luar negeri karena produknya yang bagus dan pro-lingkungan.

Untuk membuat produk UMKM yang berkualitas, tentu bukan soal mudah, butuh proses yang panjang.

Seperti Alya Batik, kata pemiliknya, Tiwi Pontjowati, proses sehingga batik Alya bisa dikenal ditingkat lokal, regional, nasional, dan luar negeri melalui proses yang lama.

Alya Batik bermula dari toko batik di Trenggalek pada 2014. Waktu itu, dia memenuhi gerainya dengan kulakan batik dari Surakarta dan lainnya.

Pada 2016, Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak, saat itu, mewajibkan PNS untuk membeli dan menggunakan batik khas daerah.

Karena itulah, dirinya kemudian untuk mengembangkan gerai batik dengan batik khas Trenggalejk. 

Pada tahun yang sama, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan setempat mendorong peningkatan kemampuan serta mencatik pembatik lokal dengan mengkursuskan membatik di Bantul, Yogyakarta. Kemampuan dalam membatik yang terutama diperlukan, yakni mencelup kain.

Keikutsertaannya dalam kursus tersebut juga didorong pembatik tetangganya yang bekerja di rumah produksi Rahyu, milik Soengkono. Pembatik tersebut ingin bekerja di rumah produksi milik Tiwi karena lokasinya dekat dengan rumah mereka.

Karena, membangun Rumah Batik Alya didukung warna. Dia kemudian berfikir, motif batik apa yang kuat dan dapat menjadi kekhasan Alya Batik, bahkan batik Trenggalek.

Akhirnya, dia memutuskan menggunakan motif cengkeh dengan pertimbangan cengkeh asal Tenggalek pernah popular secara nasional di bawah kepimpinan Bupati Sutran.

Untuk pola atau desain secara keseluruhan, kata dia, banyak inspirasi dari produk tekstil maupun batik lain sehingga tinggal diolah dan dikembangkan.

“Untuk membuat pola, tidak ada kesulitan karena banyak inspirasinya, salah satunya produk tekstil,” ucapnya.

Sebelum berhasil memjadi produk premium, kata dia, pernah prosesbnya mengaklamui kegagalan yakni batikbnya lengket dan bladus (kusam). Namun dengan teknik pemberian malam yang benar, akhirnya produk batik tersebut  berhasil dibuat.

Pada 2022. Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, kembali membantu pengembangan pemasaran Alya Batik dengan melobi Sarina Jakarta agar bersedia ditempati Alya Batik dan berhasil.

Produk batik yang dipajang di Sarina, merupakan produk jadi, yakni kemeja. Dia tidak kesulitan memenuhinya karena sejak 2018 telah memproduksi kemeja, bukan hanya kain.

“Dari Sarina produk batik kami dibeli orang luar negeri. Indikasinya, ukuran kemeja sangat besar, yakni XXXXL, ukuran khas orang Eropa. Produk kami prolingkungan karena menggunakan pewarna alami,” ujarnya.

Kini, setiap bulan sekitar 35 pieces batik dikirim ke Sarina. Batik yang dijual ada yang seharga Rp2,5 juta/pieces yang merupakan batik sutera.

Dengan dibukanya Bandara Dhoho, dia berharap, banyak wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara, datang ke Trenggalek dan dapat berbelanja batik di gerainya, sehingga produknya semakin maju.

Produk UMKM lainnya, yakni produk kerajinan perhiasa, OG Jewelry asal Pacitan. Istanah, pemilik perusahaan tersebut, mengatakan produk berhasil menembus pasar luar negeri karena sering diajak ikut pameran oleh Kementerian BUMN.

“Seperti pada 2018, kami mengikuti pameran di Malaysia  karena diajak Kementerian BUMN. 50 perhiasan terjual habis, sold out,” ucapnya.

Produk diminati sebagian warga Eropa diaspora asal Indonesia. Mereka membeli perhiasan dan diberikan kepada keluarga dan relasinya di sana.

Untuk memperluas pasar ekspor, kata dia, memang dapat dilakukan dengan sering melakukan pameran di luar negeri selain menjaga mutu produk untuk menarik pembeli.

Batik dan Perhiasan di Selintas Wilis Tembus Pasar Ekspor Bermodal Produk Berkualitas Premium

Pemilik OG Jewelry, Istianah, menunjukkan perhiasan karya dari rumah produksi miliknya.  Bisnis/Andik Susanto

Yang juga penting, menjual produk seni lewat marketplace yang tepat. Salah satu marketplace yang banyak produk-produk seni, kat dia, yakni Etsy dengan pemasaran global. 

“Saya ingin menjual produk kami di Etsy namun tidak tahu caranya untuk memajang produk di sana,” ujarnya.

Karena itulah, dia berharap, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri dapat memfasilitasi agar produknya dapat dijual di marketplace tersebut sehingga dapat dikenal secara global.

Terkait asal mulanya teratrik membuat perhiasan dengan memanfaatkan bebatuan asal Pacitan, kata Istianah, bermula dari sedang ngetren.

Dia pun berinisiatif untuk memanfaatkan batu akik asal Pacitan menjadi perhiasan bernilai seni tinggi. Pada 2016, dia memulai bisnis memproduksi perhiasan dengan memanfaatkan bebatuan asal Pacitan.

Dia juga tak segan untuk mengikuti pelatihan untuk menjadi metal smithing (ahli perhiasan) oleh Pemkab Pacitan untuk meningkatkan kemampuan membuat perhiasan.

“Tentang desain, inspirasi dari alam, tree of life. Karya kami juga mencerminkan kesadaran gender karena produk ini banyak dikerjakan perempuan, mulai dari cincin, gelang, bros, kalung, antrng-anting, dan tusuk konde,” ucapnya. (K24)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper