Bisnis.com, MALANG — Piutang pembiayaan di wilayah kerja kantor OJK Malang berhasil menembus Rp7,1 triliun pada posisi triwulan I/2024.
Kepala Kantor OJK Malang, Biger A. Maghribi, mengatakan realisasi piutang pembiayaan sebesar itu berarti tumbuh 10,34% yoy.
"Berdasarkan jenis penggunaan, piutang pembiayaan didominasi oleh pembiayaan multiguna sebesar 63,95% kemudian dilanjutkan oleh pembiayaan investasi sebesar 21,60%,” katanya, Jumat (14/6/2024).
Jumlah kontrak mencapai 2.206.114 unit pada akhir Maret 2024, meningkat 7,86% secara yoy.
Ditinjau dari sektor ekonominya, kata dia, piutang pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang paling banyak disalurkan kepada sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (porsi: 29,01%), Industri Pengolahan (porsi: 11,85%), dan Aktivitas Jasa Lainnya (porsi: 11,39%).
“Penyaluran piutang pembiayaan tertinggi adalah di Kota Malang mencapai Rp2,4 triliun (porsi: 34,74%) dengan tingkat NPF tertinggi di Kabupaten Pasuruan sebesar 3,91%,” ujarnya.
Baca Juga
Pinjaman yang disalurkan oleh lembaga keuangan mikro tumbuh cukup signifikan sebesar 38,19% yoy menjadi Rp11,33 miliar sampai akhir April 2024 namun risiko kredit yang dicerminkan oleh tingkat NPL juga meningkat menjadi 36,50%.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai peningkatan penyaluran pembiayaan menjadi indikasi semakin membaiknya perekonomian domestik meski kondisi global sedang tidak baik-baik saja.
Kondisi ini sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaru dari World Bank bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 lebih tinggi dari prediksi sebelumnya (prediksi sebelumnya 4,9% dan sekarang menjadi 5%).
“Peningkatan pembiayaan tersebut perlu diimbangi dengan tingkat prudential yang tinggi agar risiko kredit semakin kecil,” ujar Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu.(K24)