Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Maspion Indonesia Tbk. (BMAS) menetapkan target pertumbuhan kredit sekitar 40% pada 2024 dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar sekitar 41%.
Direktur Marketing Bank Maspion Thersia Endah Winarni menjelaskan sejak mendapatkan tambahan modal dari stakeholder, pertumbuhan tidak bisa seperti dulu yang cuman 10%-20%, target pertumbuhan kredit mencapai 40%.
"Segmen korporasi dua tahun lalu belum ada, lalu [BMAS] masuk ke segmen korporasi tentunya dengan kriteria tertentu," jelasnya di sela-sela paparan publik di Surabaya, Kamis (13/6/2024).
Dia menjelaskan untuk corporate banking memang banyak berpola sindikasi. Perseroan tiga tahun lalu belum masuk segmen sindikasi dan sekarang baru masuk. Sektor yang didanai beragam ada yang transportasi logistik juga infrastruktur di bidang kelistrikan.
BMAS pada 2023 memiliki modal inti Rp6,6 triliun meningkat 114,36% dari posisi 2022 sebesar Rp3,1 triliun.
Penyaluran kredit perseroan per Desember 2023 sebesar Rp13,2 triliun naik 50,83% dari posisi akhir 2022 sebesar Rp8,8 triliun. NPL bruto 2,59%.
Baca Juga
Sementara laba sebelum pajak terealisasi Rp83,8 miliar. Net interest margin (NIM) akhir tahun 2023 sebesar 3,62%.
Thersia Endah Winarni menjelaskan loan to deposite ratio (LDR) Bank diproyeksikan pada level 98,25% pada akhir tahun 2024. Sementara pada posisi akhir Desember 2023 tercatat LDR 120,8%.
"Akan dilakukan peningkatan current account saving account (CASA), juga melanjutkan dan meluncurkan berbagai tacticals," tuturnya. Bank Maspion juga sedianya akan meluncurkan produk-produk trade dan tresuri untuk meningkatkan fee-based income.
Direktur Operasional Bank Maspion, Iis Herijati, menjelaskan total kredit korporasi menyumbang 40%, UMKM yang langsung 10%, rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) yang melibatkan sekitar 20-an lembaga memiliki porsi 20%.
Sementara di sisi teknologi informasi, total nasabah yang memanfaatkan mobile banking 31.659 atau sekitar 40% dari total nasabah.