Bisnis.com, SURABAYA — Kinerja ekspor kopi dari Jawa Timur tahun ini cenderung mengalami penurunan baik secara volume maupun nilai karena tanaman ini turut terdampak musim kekeringan yang panjang atau El Nino.
Sekretaris Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) Jatim, Ichwan Nursidik mengatakan kinerja ekspor kopi Jatim di setiap bulan sepanjang tahun ini menujukkan tren penurunan.
“Dari bulan ke bulan ada kencederungan turun rerata antara 5% - 50%. Pertumbuhan ekspor kopi terjadi hanya pada Juli 2023 yakni 5% secara volume dan tumbuh 35% secara nilai,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (31/10/2023).
Dia memaparkan, realisasi ekspor kopi dari Jatim sepanjang Januari - Agustus 2023 tercatat sebanyak 41.263.486 kg dengan nilai US$111,78 juta. Jika dibandingkan dengan periode yang sama 2022, ekspor kopi Jatim tercatat sebanyak 60.683.242 kg dengan nilai US$137,62 juta. Bahkan sepanjang Januari - Desember 2022, ekspor kopi mampu mencapai 98.497.300 kg dengan nilai US$226,92 juta.
“Ekspor kopi kita memang turun karena dari sisi hulu-nya mengalami penurunan produksi akibat El Nino. Namun sebetulnya secara harga masih cukup bagus, misalnya harga kopi asalan/petani masih kisaran Rp40.000/kg,” ujarnya.
Adapun kinerja ekspor kopi dari Jatim selama Januari - Agustus 2023 sebanyak 41 juta kg ini terdiri dari kopi jenis Arabika 924.536 kg atau senilai US$6,2 juta, lalu jenis kopi Robusta 34.523.450 kg atau senilai US$87,46 juta dan ekspor kopi olahan 5.815.499 kg atau senilai US$18,11 juta.
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat kinerja ekspor nonmigas Jatim pada September 2023 US$1,76 miliar atau turun -10,31% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Lebih rinci, kinerja ekspor non migas dari sektor pertanian pada September 2023 tercatat sebesar US$97,99 juta turun -37,15% (yoy), dan secara kumulatif juga turun -22,17% (ctc). Begitu juga ekspor barang industri pengolahan tercatat US$1,64 miliar turun -8,06% (yoy), dan -15,99% (ctc).
“Kinerja ekspor non migas Jatim di sepanjang tahun ini terkontraksi karena dampak kondisi perekonomian mitra dagang utama Provinsi Jatim seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Thailand,” kata Kepala BPS Jatim Zulkipli.