Bisnis.com, SURABAYA - Emiten pipa baja las PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) merilis kinerja laba 9 bulan tahun ini sebesar Rp363,7 miliar atau mengalami kenaikan 24,2% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp293 miliar.
Corporate Secretary and Investor Relations, Chief Strategy and Business Development Officer ISSP, Johanes W. Edward menjelaskan, secara kinerja penjualan pipa baja selama Januari - September 2023, ISSP berhasil mencapai Rp4,8 triliun atau naik 0,5% (yoy).
“Penjualan secara volume sepanjang 9 bulan ini, ISSP masih berhasil mencatatkan kenaikan volume sebesar 4,7% di tengah tekanan penurunan harga baja,” katanya dalam rilis, Senin (30/10/2023).
Dalam kuartal III/2023 sendiri, lanjutnya, ISSP mencatatkan laba bersih sebesar Rp160,5 miliar. Capaian ini meningkat 57,3% (yoy) atau hampir 67% (qtq) yang merupakan kenaikan berturut-turut selama 2 kuartal. Penjualan tertinggi di kuartal III/2023 disumbang oleh pipa spiral non API (23,3%), black pipe non API (21,4%) dan pipa mekanis (15,9%).
“Pada periode ini, banyak penjualan yang didorong oleh adanya proyek. Ini bisa terlihat dari komposisi penjualan tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan tingkat inventory meningkat dan piutang dagang meningkat,” imbuhnya.
Dia mengatakan, capaian peningkatan kinerja ini terutama didukung oleh keberhasilan ISSP dalam melakukan manajemen bahan baku. Tingkat harga baja dalam negeri yang tidak terlalu volatil jika dibandingkan dengan harga baja global, juga membantu ISSP meningkatkan margin usaha.
Baca Juga
“Dalam hal ini, konsistensi pemerintah untuk mendorong kinerja manufaktur baja dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ISSP. Kami berharap tentunya kebijakan yang pro-pengusaha dalam negeri ini dapat terus berlanjut pada masa-masa yang akan datang,” katanya.
Dalam hal ini, lanjutnya, peran pemerintah untuk mencegah banjirnya produk pipa China dengan praktek HS circumvention sangat diperlukan, mengingat saat ini masih banyak oknum yang berusaha melakukan impor dengan dalih spare part kendaraan, padahal pada kenyataannya yang diimpor merupakan pipa baja.
Johanes menambahkan, pada kuartal terakhir tahun ini ISSP berharap permintaan baja terus dapat tumbuh, seiring pembangunan infrastruktur, pemulihan ekonomi pasca Covid, realisasi pembangunan IKN, realisasi pembangunan industri terkait hilirisasi, dan katalis-katalis positif lainnya.
Termasuk dari sektor otomotif, khususnya industri Electric Vehicle (EV) yang sedang berkembang diharapkan juga mampu berkontribusi terhadap peningkatan permintaan pipa produksi dalam negeri, khususnya ISSP. Namun, perhitungan kandungan TKDN juga perlu dicermati agar pertumbuhan EV dinikmati oleh pengusaha dan manufaktur dalam negeri.
“Oleh karena itu, kami sampai saat ini masih mempertahankan target pertumbuhan sekitar 20% dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.