Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mendorong pengembangan korporatisasi usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai salah satu strategi mendongkrak penyaluran pembiayaan UMKM sekaligus pertumbuhan ekonomi.
Advisor BI Jatim Muslimin Anwar mengatakan berbagai upaya dan strategi telah dirancang BI untuk mendukung kinerja sektor UMKM yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Jatim.
“UMKM memiliki peran strategis sebagai sumber pertumbuhan perekonomian Indonesia, termasuk bagi Jatim. Seperti kita tahu, kontribusi UMKM terhadap ekonomi Jatim mencapai 58,4 persen. Sehingga sektor ini sangat penting untuk kita dorong melalui berbagai strategi,” jelasnya dalam FGD PWI, BNI & BI, di Surabaya, Selasa (12/9/2023).
Selain itu, lanjutnya, UMKM berperan dalam memberikan kontribusi terjadap jumlah unit usaha di Jatim mencapai 98,9 persen atau sebanyak 9,78 juta UMKM, serta berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja di Jatim mencapai 79,8 persen atau setara 13,80 juta orang bekerja di sektor UMKM.
Dia menjelaskan, salah satu strategi yang hingga kini terus dipacu untuk menumbuhkan UMKM yakni korporatisasi. Dalam hal ini BI membentuk klaster-klaster binaan baru melalui penguatan kelembagaan, di antaranya seperti klaster cabai rawit di Tuban dan klaster bawang merah di Pamekasan.
“Dalam pengembangan klaster ini, BI memberikan pelatihan, pendampingan bantuan teknis dari sisi hulu dan hilir dengan target peningkatan produktivitas, penguatan kelembagaan dan perluasan pemasaran,” jelasnya.
Baca Juga
Muslimin menjelaskan, dalam pelaksanaan kajian klaster pangan ini, BI menggandeng IPB pada komoditas ayam petelur di Kabupaten Mojokerto, jagung di Tuban, sapi potong di Bojonegoro, beras di Lamongan dan kedelai di Pamekasan.
Penguatan kemitraan melalui akses pasar juga dilakukan BI untuk mendukung UMKM di sektor komoditas kopi dari hulu - hilir. Beberapa UMKM kopi yang sudah berhasil di antaranya ekspor kopi excelsa Wonosalam ke Malaysia sebanyak 12 ton pada 2022, serta lolos kurasi pameran World Speciality Coffee Conference and Exhibition.
“Tidak kalah penting, kami mendorong penerapan digital farming. Ini sudah kami lakukan di pengembangan klaster padi organik Brenjonk Mojokertodari sisi hulu dengan penggunaan drone pada pemupukan yang terbukti berhasil menurunkan biaya produksi sebesar 8 persen,” imbuhnya.
Namun begitu, tambah Muslimin, pengembangan UMKM masih memiliki tantangan antara lain terbatasnya akses pembiayaan, korporatisasi/kelembagaan, dan kapasitas yang turut berdampak pada terbatasnya kesiapan digital dan akses pemasaran.
BI Jatim mencatat, penyaluran pembiayaan UMKM di Jatim tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan non-UMKM, tetapi ada risiko kredit UMKM yang masih perlu mendapat perhatian.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim juga mencatat penyaluran kredit perbankan semester I/2023 tercatat mencapai Rp533 triliun atau tumbuh 5,88 persen (yoy).
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi 9,21 persen (yoy). Sebaliknya Dana Pihak Ketiga (DPK) melambat 3,33 persen atau menjadi sebesar Rp728 triliun. Kualitas kredit di Jatim juga masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan stabil di level 1,34 persen dan NPL gross sebesar 3,52 persen.