Bisnis.com, SURABAYA - Pertamina Patra Niaga Jatim Bali Nusra (Jatimbalinus) mencatat adanya tren peningkatan konsumsi Pertamax Green 95 di wilayah Jatim yang kini rerata mencapai 5.500 liter/hari.
Section Head Communication & Relation Patra Niaga Jatimbalinus, Taufiq Kurniawan mengatakan pada awal diluncurkan di Jatim, rata-rata konsumsi Pertamax Green masih sekitar 1.000 liter/hari.
“Saat ini konsumsi bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 95 lebih tinggi dari Pertamax 92 ini sudah menjadi 5.500 liter/hari. Hal ini menunjukkan konsumen mulai peduli dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan karena mampu mengurangi polusi udara,” jelasnya ditemui di Surabaya, Kamis (31/8/2023).
Taufiq mengungkapkan hasil survei yang dilakukan terhadap konsumen Pertamax Green. Awalnya konsumen berminat menggunakan Pertamax Green karena ingin mencoba produk baru, berikutnya bisa merasakan manfaat penggunaan Pertamax Green yang mambuat mesin kendaraan lebih nyaman, serta mengurangi polusi udara.
Dia mengatakan pada awal diluncurkan Juli lalu, baru ada 10 SPBU yang menyediakan Pertamax Green di Jatim, utamanya Surabaya dan Sidoarjo. Kini sudah bertambah sehingga menjadi 12 SPBU, setelah penambahan di Sidoarjo dan Bojonegoro.
Adapun 12 SPBU tersebut di antaranya di SPBU 5160165 Jl. Raya Jemursari, SPBU 5160177 Jl.Dr Soetomo, SPBU 5460264 Jl Panjang Jiwo, SPBU 54601113 Jl. MERR Kalijudan, SPBU 51601124 Jl. Ketintang Raya, SPBU 5460102 Jl. Raya Mulyosari, SPBU 54601128 Jl. Raya Karang Asem, SPBU 51601108 Jl. Raya Mastrip, SPBU 54.601.96 Arjuno, dan SPBU 54601119 Jl. Lontar, Lidah Kulon.
Baca Juga
Selanjutnya, tersedia di SPBU 51.612.66 Juanda Sidoarjo, SPBU 54.612.64 Buduran Sidoarjo, dan SPBU 54.621.02 Prayungan, Bojonegoro.
Taufiq menambahkan, tren konsumsi Pertamax Green ini turut memberikan kontribusi terhadap total penjualan sekitar 0,5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kontribusi konsumsi Pertamax Turbo yang sekitar 0,4 persen.
“Kalau untuk Pertamax sendiri berkontribusi 13 persen, prosentase ini juga lebih stabil, dan sisanya tentu dari Pertalite sekitar 86 persen,” imbuhnya.
