Bisnis.com, SURABAYA — Harga telur ayam ras di Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir ini cenderung meningkat hingga Rp30.000 - Rp34.000/kg yang belakangan disebabkan karena harga pakan ayam yang semakin mahal.
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Jatim, Rofiyasifun mengatakan saat ini banyak peternak mengurangi produksi telur hingga 10 - 20 persen akibat mahalnya harga pakan, bahkan tidak menutup kemungkinan ada peternak yang menutup usahanya karena tidak kuat dengan biaya produksi.
“Kami berharap masyarakat juga memahami kondisi peternak, karena peternak tidak bermaksud untuk mencari untung banyak tetapi memang biaya produksinya naik,” katanya, Senin (29/5/2023).
Rofi menjelaskan, saat ini peternak harus mengeluarkan biaya untuk pakan ayam petelur sebesar Rp7.200/kg. Harga pakan tersebut meningkat tajam dibandingkan sebelum Maret 2023 yang rerata sekitar Rp5.200/kg.
“Kalaupun nanti harga telur akan turun karena faktor permintaan pasar yang turun, tetapi maksimal hanya di harga Rp27.000/kg karena faktor harga pakan masih belum ada solusi,” imbuhnya.
Berdasarkan Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim, harga rata-rata komoditas telur di Jatim per 29 Mei 2023 tercatat sebesar Rp30.314/kg. Harga rata-rata tertinggi terjadi di Kabupaten Lumajang Rp34.000/kg, dan harga rata-rata terendah terjadi di Kabupaten Bondowoso Rp28.500/kg.
Baca Juga
Kepala Dinas Peternakan Jatim, Indyah Aryani mengatakan kenaikan harga telur saat ini memang disebabkan oleh kenaikan harga pakan, apalagi sebanyak 65 persen bahan pakan ternak seperti meat and bone meal harus diimpor.
"Mahalnya meat and bone meal ini juga dampak dari perang Ukraina dan Rusia waktu itu sehingga membuat ketersediaannya berkurang," katanya.
Dia mengatakan, pemerintah pusat sendiri juga telah memberikan bantuan jagung kepada peternak ayam yang didistribusikan melalui Bulog, dan Pemprov Jatim memberikan pendampingan kepada peternak untuk membuat pakan sendiri dari bahan lokal.
“Program pendampingan membuat pakan ternak ini sudah jalan di kantong-kantong peternak ayam petelur di Jatim seperti Blitar,” ujarnya.
Indy menambahkan, tren permintaan pasar sendiri saat ini juga masih cukup tinggi karena perekonomian sudah berjalan normal, dan juga adanya permintaan dari luar Jatim seperti Jakarta untuk kebutuhan program peningkatan protein guna pencegahan stunting.