Bisnis.com, SURABAYA — Presiden Joko Widodo berpesan kepada seluruh kepala daerah baik gubernur/bupati/wali kota agar berhati-hati dalam memberikan kebijakan terutama terkait investasi 2023 agar penanaman modal tidak terhambat sehingga ekonomi dapat tumbuh di tengah ketidakpastian global.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 yang digelar sejumlah provinsi termasuk di Jawa Timur pada Rabu (30/11/2022), Presiden Jokowi melalui live streaming mengatakan saat ini Indonesia mendapatkan kepercayaan dari investor, khususnya investor asing sehingga kepala daerah diminta bisa menjaga kepercayaan tersebut.
“Sekarang ini trust (investor) sudah kita dapat, kepercayaan sudah kita dapat, tapi policy yang diikuti implementasi di lapangan bisa kita kerjakan atau tidak. Sebab itu, saya titip seluruh kementerian, gubernur, bupati, walikota, jangan sampai ada yang mempersulit, menggangu capital inflow, arus modal masuk dalam rangka investasi karena ini kunci pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Dia melanjutkan, Indonesia pada kuartal III/2022 mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,72 persen karena telah terdukung investasi yang tumbuh dengan baik.
Adapun target investasi Indonesia pada 2021 telah tercapai sebesar Rp900 triliun, dan pada 2022 optimistis mencapai Rp1.200 triliun dan pada 2023 ditargetkan bisa mencapai Rp.1400 triliun.
“Rp1.400 triliun bukan angka yang kecil karena semua negara berebut investasi, semua negara bersaing merebut investor. Pada gubernur, hati-hati jangan sampai salah policy, sehingga investasi yang masuk kesana jadi terhambat,” imbuhnya.
Baca Juga
Presiden Jokowi memaparkan bahwa saat ini tren investasi di luar Pulau Jawa semakin meningkat dengan kontribusi sudah mencapai 53 persen. Padahal, sebelumnya porsi investasi di luar Pulau Jawa hanya sebesar 30 persen, dan 70 persen tersentral di Pulau Jawa.
“Ini artinya infrastrukur di luar Jawa yang kita bangun itu memberikan dampak pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa investasi juga perlu fokus melakukan hilirisasi produk mentah yang dimiiliki setiap daerah, misalnya hilirisasi hasil bauksit, timah, tembaga, dan semua bahan mentah harus dihilirisasi.
“Karena di sinilah kuncinya. Contoh Maluku Utara, hati-hati, jangan main-main karena pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara 27 persen paling tinggi di dunia, dan inflasi 3,3 persen. Karena apa? Karena ada hilirisasi, di situ ada industri smelter yang nanti akan tumbuh lagi, kalau ditambah industri turunan dari nikel bisa dikerjakan di sana,” ujarnya.
Presiden Jokowi juga mencontohkan daerah lain yang berpotensi menjadi titik pertumbuhan baru untuk sektor pariwisata yakni Mandalika di Lombok, dan Labuan Bajo di NTT.
“Kalau nanti sudah normal, dan policy di NTT bener, itu akan jadi titik pertumbuhan baru, di Morowali juga akan jadi titik pertumbuhan ekonomi kita,” imbuhnya.