Bisnis.com, SURABAYA — PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) tahun ini memproyeksikan kinerja penjualan besi scarp atau besi bekas bisa tumbuh 5 - 10 persen seiring dengan upaya investasi gudang logistik di Madura yang sedang berjalan.
Direktur Utama OPMS Meilyna Widjaja mengatakan perseroan telah menginvestasikan sebesar Rp40 miliar - Rp50 miliar untuk pembangunan fasilitas gudang logistik yang diharapkan dapat menjadikan sistem penjualan perusahaan lebih efektif.
"Selain itu, investasi ini juga akan mempermudah distribusi dari produk yang siap dikirimkan," katanya, Jumat (22/7/2022).
Dia menambahkan pembangunan fasilitas yang sudah mencapai 75 persen ini diperkirakan bakal rampung pada September tahun ini. Dengan lokasinya yang strategis dan dekat dengan rencana kawasan ekonomi ekslusif Bangkalan, maka diharapkan juga dapat turut menarik minat investasi di Madura.
Meilyna melanjutkan, perseroan sendiri pada tahun lalu mencatatkan kinerja pendapatan usaha sebesar Rp41 miliar. Penjualan tersebut meningkat 18 persen dibandingkan capaian 2020 yakni Rp34 miliar.
"Hanya saja, pertumbuhan pendapatan ini tak sebanding dengan kinerja keuangan karena pada tahun lalu OPMS tercatat rugi sebesar Rp412 juta. Padahal tahun sebelumnya mencatat laba komprehensif senilai Rp1 miliar," ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya, kerugian tersebut terjadi karena faktor logistik internasional yang kembali bebas sehingga impor scrap metal kembali masuk ke Indonesia dan menyebabkan harga metal bekas menjadi turun.
"Padahal kami sudah mendatangkan banyak kapal untuk dibongkar. Kemudian kami harus menjual barang secepatnya karena kami tak punya gudang yang bisa menyimpan metal bekas," jelasnya.
Untuk itu, lanjut Meilyna, investasi pergudangan di Bangkalan, Madura menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Nantinya, pergudangan seluas 2,1 ha ini memiliki kapasitas penyimpanan hingga 2.000 ton serta berada dekat dengan operasional pemotongan kapal di Pelabuhan Kamal.
Direktur OPMS Rubbiyanto Ping Hauw menambahkan, untuk produksi besi bekas tahun ini perseroan menargetkan bisa mencapai 65.000 ton. Pada semester I/2022, perseroan sudah berhasil merealisasikan produksi besi bekas sebesar 50 persen.
"Capaian produksi besi bekas di semester I ini diperoleh dari pemrosesan 3 kapal," katanya.
Rubbiyanto mengatakan perseroan cukup optimistis dengan target tersebut sebab saat ini OPMS juga sedang mempertimbangkan ekspor dengan rekanan asing.
"Kami sedang mengkaji potensi pegiriman ekspor ke wilayah Asia Tenggara karena memang permintaan dari negara asing sangat tinggi," imbuhnya.