Bisnis.com, MALANG — Sebanyak 79.000 kendaraan roda empat ke atas terdaftar pada website subsiditepat.mypertamina.id untuk dapat mengakses pembelian BBM bersubsidi, namun dari angka itu baru 20 persen yang telah terverifikasi.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Rusminto Wahyudi, mengatakan tingginya antusiasme masyarakat untuk turut serta dalam pendaftaran subsidi tepat BBM di beberapa kota dan kabupaten yang dilakukan semenjak 1 Juli 2022, membuat Pertamina melakukan perluasan pendaftaran subsidi tepat melalui website https://subsiditepat.mypertamina.id
"Dari 13 kota dan kabupaten yang dilakukan pendaftaran subsidi tepat pada 1 Juli 2022 kemarin, telah masuk sebanyak lebih dari 79.000 data kendaraan melalui website subsiditepat.mypertamina.id tersebut. Pada 14 Juli 2022 dilakukan perluasan di 37 Kota serta Kabupaten di Indonesia termasuk Kota Malang,” katanya, Jumat (15/7/2022).
Section Head Communication & Relations Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Arya Yusa Dwicandra, menambahkan di Jatim, ada tambahan kota yang dapat mendaftarkan di website subsiditepat.mypertamina.id, yakni Kota Malang, Kota Madiun, dan Kota Mojokerto. Kendaraan yang terdaftar, 3.700 untuk pertalite, dan 1.800 untuk solar.
“Pertimbangannya tambahannya secara bertahap, agar server Pertamina tidak down karena terlalu banyaknya pendaftar yang masuk secara bersamaan,” katanya.
Adapun booth pendaftaran di Malang , yakni Fuel Terminal Malang - Jl. Halmahera No. 13 Ciptomulyo, Kec. Sukun, Kota Malang; SPBU 5465105 - Jl. Raya Tlogomas No. 45, Kec. Lowokwaru, Kota Malang; SPBU 5165116 - Jl. Raya Langsep, Bareng, Kec. Klojen, Kota Malang; dan SPBU 5465170 - Jl. Terusan Sulfat, Sawojajar, Kec. Kedungkandang, Kota Malang.
Baca Juga
“subsiditepat.mypertamina.id itu alat untuk memfilter penerima subsidi tepat BBM, bukan aplikasi pembayaran, karena berdasarkan catatan, terutama solar, 80 persen penerimanya tidak tepat sasaran,” katanya.
Rusminto Wahyudi menambahkan, dalam penyaluran BBM bersubsidi yaitu solar dan penugasan yaitu pertalite, ditemui banyak fakta penyaluran yang tidak tepat sasaran di mana pengguna yang seharusnya tidak berhak ikut mengkonsumsi BBM bersubsidi dan ini tentunya akan membebani dan mempengaruhi kuota yang harus dipatuhi Pertamina Patra Niaga selaku badan usaha yang ditugaskan.
Subsidi yang tepat sasaran ini menjadi penting, mengingat Pemerintah sendiri telah berkontribusi besar mengalokasikan dana hingga Rp520 triliun untuk subsidi energi pada 2022.(K24)