Bisnis.com, MALANG — Sampai dengan pertengahan Juni, secara kumulatif sebanyak 7.446 ekor sapi di Kab. Malang terindikasi PMK, namun Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat masih belum dapat mengkonfirmasi terkait positif tidaknya sapi tersebut.
Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Nurcahyo, mengatakan angka sapi yang terindikasi berdasarkan laporan yang masuk ke dinas tersebut. Dari total sebanyak itu, terbanyak di wilayah Kecamatan Ngantang 4.926 ekor dan sisanya tersebar di 23 kecamatan lain.
"Ini masih terus di-update datanya," ujarnya kepada wartawan, Rabu (15/6/2022).
Untuk memverifikasi sapi yang terindikasi PMK tidak mudah karena jumlah tenaga kesehatan kehewanan jumlahnya terbatas, sedangkan daerah yang ditangani sangat luas. Verifikasi juga terkait jumlah sapi yang berhasil disembuhkan setelah ditangani.
Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatot Subroto, berharap jika impor vaksin PMK oleh Pemerintah Pusat sudah datang, maka dapat dikonsentrasikan di Kabupaten Malang dengan pertimbangan penyebaran PMK di daerah tersebut meluas sehingga perlu perhatian serius.
Pemberian vaksin pada sapi, kata dia, juga penting dan mendesak karena dari total 33 kecamatan di Kabupaten Malang, beberapa kecamatan menggantungkan mata pencaharian dengan beternak sapi perah.
Baca Juga
Sebanyak tiga kecamatan yang berada di wilayah Malang Barat tersebut hampir 75 persen masyarakatnya, bergantung pada peternakan sapi perah. Oleh karena itulah, penyebaran PMK di Kabupaten Malang khususnya di Malang Barat, perlu mendapat perhatian serius.
"Di Pujon ini sekitar 75 persen bergantung pada peternakan, Ngantang hampir 50 persen dan Kasembon sekitar 40 persen warganya bergantung pada peternakan. Karena itulah, masalah ini perlu menjadi atensi. Pemerintah harus hadir, agar dalam waktu cepat bantuan tersebut bisa segera tersampaikan," ucapnya. (K24)