Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimistis Penjualan Tercapai, Intiland (DILD) Siapkan Proyek Baru di Surabaya

Untuk mengantisipasi kebutuhan properti, Intiland (DILD) dalam waktu dekat akan mengembangkan klaster-klaster baru di proyek Graha Natura Surabaya Barat yang akan menyasar segmen di hargar Rp2 miliar - Rp5 miliar.
Salah satu sudut ruangan di Intiland Office Tower Jakarta. Gedung perkantoran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta itu merupakan salah satu portofolio andalan PT Intiland Development Tbk./intiland.com
Salah satu sudut ruangan di Intiland Office Tower Jakarta. Gedung perkantoran yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta itu merupakan salah satu portofolio andalan PT Intiland Development Tbk./intiland.com

Bisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) masih optimistis target penjualan tahun ini bisa terealiasi seiring dengan potensi pemulihan ekonomi nasional yang turut mendongkrak sektor properti.

Direktur Pemasaran Intiland Harto Laksnono mengatakan kinerja properti selalu sejalan dengan makro ekonomi sebab dalam pemulihan ekonomi lebih dulu diawali dengan pertumbuhan sektor ritel tertama pangan, kemudian disusul kebutuhan hunian.

“Kami melihat ekonomi secara makro mengalami pertumbuhan yang positif, tentunya kami optimistis properti akan terkerek dan target pertumbuhan penjualan kita masih sama seperti yang ditetapkan 47 persen atau mencapai Rp2,4 triliun target korporate,” jelasnya di sela-sela Media Gathering Intiland Surabaya, Selasa (31/5/2022).

Dia mengatakan untuk mengantisipasi kebutuhan properti, Intiland dalam waktu dekat akan mengembangkan klaster-klaster baru di proyek Graha Natura Surabaya Barat yang akan menyasar segmen di hargar Rp2 miliar - Rp5 miliar.

“Tahun ini kita akan coba masuk ke pasar hunian landed dengan harga Rp2 miliar - Rp5 miliar karena tampaknya perekonomian sudah membaik. Kalau tahun lalu kami hanya bermain di harga Rp1 miliaran karena di segmen ini yang paling bagus kondisinya terutama didukung insentif pemerintah,” jelasnya.

Namun begitu, lanjut Harto, Intiland menilai pasar properti di segmen end user masih akan tumbuh lebih baik dibandingkan investor sebab kebutuhan tempat tinggal masih cukup tinggi.

“Sedangkan investor di harga tertentu tahun lalu memang agak ngerem karena bukan rumah pertama, tetapi untuk jangka panjang dan punya uang lebih mereka akan lari ke properti dan tahun ini akan mulai ada,” imbuhnya.

Harto mengatakan sejalan dengan pulihnya sektor properti dan meningkatnya harga bahan baku, perseroan juga berencana melakukan koreksi harga properti sedikitnya 5 persen.

“Mulai semester II ini akan naik, apalagi untuk produksi baru karena harga bahan bangunan sudah naik, ditambah ada kenaikan PPN menjadi 11 persen,” imbuhnya.

Selain itu, tantangan sektor properti tahun ini yang cukup menghantui adalah adanya potensi kenaikan suku bunga bank meskipun permintaan pasar diproyeksi akan tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper