Bisnis.com, SURABAYA - PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) tahun ini akhirnya berhasil kembali melakukan ekspor produk plat baja ke Eropa sebanyak 15.000 ton senilai US$17 juta.
Direktur GDS, Hadi Sutjipto mengatakan perseroan telah sekian lama tidak pernah memasok plat baja ke negara-negara di Eropa sejak 2012 akibat adanya penerapan kebijakan proteksi terhadap produk dalam negerinya.
“Akibat penerapan kebijakan proteksi barang impor di negara-negara di Eropa tersebut, pasar ekspor kita jadi berkurang. Selama ini pasar ekspor kita hanya ke Singapura dan Malaysia, bahkan saat pandemi kita masih rutin menyuplai baja untuk mereka dengan rata-rata nilai ekspor US$800.000 - US$900.000,” jelasnya seusai Pelepasan Ekspor Plat Baja ke Jerman dan Spanyol, Rabu (25/5/2022).
Dia melanjutkan, Singapura dan Malaysia selama ini mengimpor plat baja dari GDS lantaran jarak pengirimannya yang tidak terlalu jauh sehingga ongkos kapal menjadi lebih murah.
“Mereka menggunakan baja kita rata-rata untuk konstruksi galangan atau pembuatan kapal, jembatan, tiang-tiang pabrik. Begitu juga di pasar domestik lebih banyak untuk bahan baku konstruksi,” ujarnya.
Hadi menerangkan, dari total penjualan selama ini, kontribusi pasar ekspor hanya sebesar 9 persen, dan sebanyak 91 persen diserap oleh pasar domestik. Sementara kondisi utilitas pabrik baja GDS selama pandemi juga sempat anjlok hanya mampu mencapai 49 persen.
Baca Juga
“Tahun lalu kita masih merugi karena dampak pandemi masih sangat terasa. Mudah-mudahan tahun ini kinerja menjadi lebih baik karena adanya ekspor ke Eropa ini, sehingga utilitas pabrik kita bisa meningkat yang saat ini sudah mencapai 56 persen,” katanya.
Dia menjelaskan, ekspor plat baja ke Eropa sebanyak 15.000 ton ini akan dikirim ke Jerman sebanyak 10.000 ton dan ke Spanyol 5.000 ton. Menurutnya, ekspor baja ke Eropa ini juga merupakan dampak dari adanya perang Rusia - Ukraina yang menyebabkan suplai baja untuk Eropa berkurang.
“Kondisi suplai baja untuk Eropa berkurang karena ada perang, dan akhirnya mereka mencari ke pasar Asia termasuk ke GDS, ini merupakan potensi dan kesemapatan bagi kita untuk menggenjot ekspor, dan diharapkan ini berlanjut terus,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Isdarmawan Asrikan mengatakan pihaknya mengapresiasi GDS yang akhirnya kembali berhasil menembus pasar ekspor ke Eropa setelah sekian lama.
“Kinerja ekspor Jatim awal tahun ini sudah mulai membaik seiring dengan pulihnya kondisi perekonomian dan juga biaya ocean freight yang mulai berkurang meskipun masih cukup tinggi seperti pengiriman ke AS dulunya US$20.000 per kontainer sekarang sudah US$15.000. Diharapkan ini bisa semakin mendorong ekspor kita baik ke AS maupun ke Eropa,” ujarnya.