Bisnis.com, SURABAYA - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk tahun ini menargetkan pengembangan jaringan gas (Jargas) untuk rumah tangga sebanyak 1 juta sambungan rumah (SR).
Manager Humas Sales Operation Region (SOR) III PGN, Hamalsyahan mengatakan dari target nasional 1 juta SR tersebut akan menyasar sebanyak 246 kecamatan. Khusus wilayah SOR III yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah ditargetkan ada penyambungan baru sebanyak 245.567 SR.
“Dari target kita di wilayah SOR III, di Jatim akan menyasar sebanyak 195.714 SR yang tersebar di Bojonegoro 2.243 SR, Pasuruan 5.613 SR, Sidoarjo 95.701 SR, dan Surabaya 92.157 SR,” paparnya dalam Sosialiasasi Pengembangan Jargas di Jatim, Jumat (8/4/2022).
Dia mengatakan pembangunan jargas saat ini kembali digencarkan mengingat pemerintah menargetkan pada 2024 jaringan gas kota harus terpasang sebanyak 4 juta sambungan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Saat ini, realisasi jargas baru mencapai 668.000 SR. Untuk itu kegiatan pembangunan ini akan dipercepat,” imbuhnya.
Area Head Surabaya PGN, Arief Nurrachman menambahkan untuk wilayah Surabaya saja hingga kini jargas eksisting masing mencapai 48.000 SR. Menurutnya untuk mencapai target pembangunan jargas di Surabaya, pihaknya lebih memilih pengembangan di area baru.
Baca Juga
“Sebanyak 60 persen dari target kami, akan dilakukan di area-area pengembangan baru. Sedangkan, sisanya merupakan penetrasi dari wilayah yang sudah terjangkau dengan jaringan pipa,” ujarnya.
Arief mengatakan, untuk mendapatkan pelanggan ritel baru memang tidak mudah mengingat masyarakat masih terbiasa menggunakan LPG subsidi yang menawarkan harga lebih murah.
“Kalau dibandingkan dengan LPG melon, memang jargas kita lebih mahal karena LPG subsidi, tetapi kalau dibandingkan LPG komersial, jargas lebih murah,” katanya.
Dia menambahkan, selama ini LPG subsidi sendiri telah menelan anggaran negara mengingat 70 persen bahan baku LPG harus impor. Menurutnya, jika Indonesia berhasil mengkonversi LPG ke jargas, maka negara bisa mengurangi sebanyak 144 juta kg LPG impor per tahun.