Bisnis.com, SURABAYA - Kenaikan harga komoditas bahan pangan atau kelompok makanan pada Maret 2022 telah menyebabkan Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi 0,71 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan, mengatakan dari delapan kota dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim yakni Jember, Banyuwangi, Sumenep, Kediri, Malang, Probolinggo, Madiun, dan Surabaya seluruhnya mengalami inflasi.
“Kota IHK yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Sumenep yakni 1,09 persen, dan terendah di Kediri 0,43 persen,” katanya dalam siaran virtual Berita Resmi Statistik (BRS) Jatim, Jumat (1/4/2022).
Dia mengatakan secara tahun kalender yakni Maret 2022 terhadap Desember 2021, Jatim telah mengalami inflasi 1,22 persen. Sedangkan secara tahun ke tahun yakni Maret 2022 terhadap Maret 2021, Jatim mengalami inflasi 3,04 persen.
“Inflasi tertinggi pada Maret lalu terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni 1,55 persen, disusul penyedia makanan minuman atau restoran dengan inflasi 1,23 persen. Secara komponen, untuk bahan makanan inflasinya 1,8 persen, dan komponen energi 0,23 persen,” jelasnya.
Adapun komoditas penyumbang inflasi Jatim pada Maret 2022 ini di antaranya adalah telur ayam ras yang mengalami perubahan harga atau kenaikan sebesar 12,74 persen, disusul emas perhiasan naik 5,25 persen, cabai rawit 17,69 persen, minyak goreng 4,48 persen, cabai merah 36,18 persen, angkutan udara 2,19 persen, tempe 6,31 persen, sabun detergen 3,10 persen, dan anggur 10,04 persen.
Baca Juga
Dadang menambahkan kelompok makanan atau bahan pangan punya tren menjadi penyumbang inflasi terutama mendekati momen Ramadhan dan Lebaran. Kondisi tersebut juga diiringi dengan isu harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang akhirnya dilepas ke pasar oleh pemerintah sehingga harga minyak goreng langsung menyumbang inflasi.
“Selain itu, untuk tarif angkutan udara juga turut andil dalam inflasi karena adanya kebijakan pemerintah yang membebaskan syarat antigen/PCR bagi pelaku perjalanan yang sudah mengikuti vaksinasi Covid-19 secara lengkap. Hal ini mendorong mobilitas orang lebih meningkat, termasuk pada angkutan pesawat,” ujarnya.
Meski komoditas tersebut mengalami kenaikan harga, sejumlah komoditas lain juga telah menahan laju inflasi atau mengalami deflasi di antaranya adalah tomat mengalami penurunan harga -15,35 persen, beras -0,15 persen, cumi-cumi -3,79 persen, kepiting/rajungan -9,14 persen, batu bata -3,89 persen, kopi bubuk -0,72 persen, udang basah -0,87 persen, sawi putih -10,35 persen, salak -3,62 persen, dan kentang -1,67 persen.