Bisnis.com, MALANG — Chickin, startup agriculture yang menciptakan aplikasi bagi peternak ayam, menargetkan omzet Rp500 miliar dengan 10 juta ekor ayam.
President Chickin, Ashab Alkahfi, mengatakan Chickin mencatat pertumbuhan bisnis 22 kali dalam 10 bulan terakhir dan juga telah menutup putaran pendanaan seed round sebesar Rp35 miliar dengan tiga investor global.
“Saat ini, selain dengan 14 rumah potong, Chickin juga bermitra dengan 100 industri makanan untuk sebagai penyuplai daging ayam,” katanya, Kamis (17/3/2022).
Aplikasi "Chickin" yang telah diunduh ribuan peternak ayam di Indonesia. Sedangkan melalui IoT & AI Chickin yang berbayar, dapat meningkatkan produktivitas ternak hingga 25 persen lebih tinggi. Selain itu, Chickin juga menjadi peternak dan pemasok daging ayam untuk mitra, rumah potong ayam dan industri makanan.
Beberapa fitur yang ada pada Chickin Apps, yaitu kelola kandang, kelola data kandang, dan konfigurasi IoT yang bisa disesuaikan dengan keadaan cuaca, suhu dan kelembaban bahkan umur ayam.
Ashab menambahkan melalui Chickin, peternak tidak perlu melakukan pengontrolan iklim kandang ayam secara manual.
Baca Juga
"Peternak ayam bisa melakukan climate control dari rumah. Dengan teknologi ini, peternak bisa memasukkan data seperti sarana produksi peternak atau sapronak, data harian, dan data penjualan, sehingga performa lebih terukur dan dapat meminimalisir resiko melalui tindakan preventif," katanya.
Chickin Indonesia merupakan start up binaan Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya yang berhasil meraih pendanaan dari luar negeri sebesar US$2,5 juta pada akhir n 2021.
Dia meyakinkan, Chickin berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi untuk meminimalisasi penggunaan antibiotik pada ayam organik, dengan mengendalikan suhu kandang, dan memberikan pembinaan pada peternak ayam, secara cuma-cuma, dengan tujuan memodernisasi peternak ayam Indonesia.
Hingga saat ini, aplikasi Chickin Indonesia telah digunakan oleh seribu peternak se-Indonesia, dengan target 10 juta ayam yang dipelihara tiap bulan pada akhir 2022.
“Saya berharap nantinya Chickin bisa memberikan impact yang lebih banyak bagi peternak,” ucapnya.
Menurut salah satu peternak Yudi, Chickin Apps sangat membantu dalam pengelolaan/manajemen pemeliharaan. "Apabila dilakukan dengan SOP yang ketat, sistem pemeliharaan akan efisien untuk pakan, mortalitas bisa ditekan dengan cara pencegahan dan pengobatan yang presisi,” kata Yudi yang juga merupakan anggota komunitas peternak.
Chickin Indonesia (Chickin) dibangun oleh Ashab Alkahfi (Agroekoteknologi FP) sebagai President, Tubagus Syailendra (Hubungan Internasional FISIP) sebagai CEO, dan Ahmad Syaifullah (Sistem Informasi FILKOM) sebagai Chief Technology Officer.
Proyek pembuatan startup tersebut telah dimulai sejak mereka duduk di bangku kuliah pada semester dua.
"Awal kami riset dan development di daerah Klaten Jawa Tengah. Di sana kita jadi peternak, lalu membangun kandang dan mulai usaha ternak ayam sampai akhirnya ketemu banyak permasalahan yang dihadapi peternak lokal. Dari situ kita mencoba solve problem dengan menggunakan teknologi," kata Ashab.(K24)