Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Otomotif di Malang Diyakini Menguat Kembali

Tahun ini, diharapkan angka penjualan mobil di Malang Raya setidaknya mencapai 1.000 unit/bulan.
Kepala Cabang Auto2000 Malang Sutoyo, Gde Arimbawa, berfoto bersama Toyota Veloz, di Malang, Jumat (11/2/2022)./Bisnis-Choirul Anam
Kepala Cabang Auto2000 Malang Sutoyo, Gde Arimbawa, berfoto bersama Toyota Veloz, di Malang, Jumat (11/2/2022)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG — Toyota mengejar pangsa sebesar penjualan mobil sebesar 30 persen di Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang disumbang a.l Toyota New Fortuner 2.8 dan All New Toyota Veloz.

Kepala Cabang Auto2000 Malang Sutoyo, Gde Arimbawa, mengatakan tahun ini diproyeksikan pasar otomotif di Malang Raya mengalami rebound seperti sebelum pandemi, setidaknya angkanya mendekati angka sebelum Covid.

“Meski ada Omicron, saya optimistis tidak mengganggu penjualan mobil karena masyarakat masih percaya diri untuk melakukan mobilitas meski tetap menggunakan prokes ketat. Apalagi perkiraannya serbuan Omicron tidak lama mengacu pada kondisi di negara-negara maju,” ujarnya di Malang, Senin (14/2/2022).

Sebelum Covid, kata dia, penjualan mobil semua merek di Malang Raya rerata mencapai 1.100 unit/bulan, sedangkan pada 2021 angka penjualan mobil di Malang Raya turun menjadi 780 unit/bulan. Tahun ini, diharapkan angkanya kembali ke angka itu, setidaknya mencapai 1.000 unit/bulan.

Meski ada penurunan penjualan mobil di Malang Raya, dia meyakinkan, angka penjualan mobil Toyota masih memimpin di kisaran 30 persen lebih. Terutama pada mobil MPV 4x2 low.

“Tahun lalu, pangsa pasar kami di MPV 4x2 low bahkan mencapai 35,7 persen. Tahun ini, kami targetkan pangsa di segmen tersebut tetap di angka itu sehingga jumlah unit tentu lebih tinggi daripada 2021 karena pasar diproyeksikan rebound seperti sebelum pandemi,” ujarnya.

Sedangkan khusus segmen SUV High, kata dia, diproyeksikan juga meningkat tahun ini. Sebelum Covid, rerata penjualan mobil SUV high di Malang mencapai 56 unit/bulan, namun menurun menjadi 52 unit/bulan pada tahun lalu, dan tahun ini diharapkan bisa rebound seperti sebelum Covid.

“Kami menargetkan di pasar SUV high tetap menjadi market leader seperti di segmen MPV 4x2 low,” katanya.

Dia berharap, Covid yang dipicu varian Omicron segera mereda, setidaknya sangat terkendali sehingga masyarakat lebih percaya diri untuk melakukan mobilitas sehingga otomatis akan meningkatkan permintaan mobil.

Momentum memacu penjualan mobil, kata dia, pada menjelang Lebaran. Dengan demikian, maka pada Maret-April merupakan momentum bagi peningkatan penjualan mobil karena masyarakat membutuhkannya untuk kepentingan Lebaran.

Di Malang Raya, kata dia, pemantik ekonomi, termasuk penjualan mobil pada kegiatan pariwisata dan pendidikan. Dengan kembalinya pariwisata, maka kebutuhan mobil otomatis akan meningkat untuk kebutuhan perhotelan, travel, rental, dan lainnya.

Sektor pendidikan, menurut Gde, menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi di Malang Raya. Dengan dilakukan aktivitas luring pada sekolah dan perguruan tinggi, maka akan dapat memacu sektor-sektor ekonomi lainnya seperti properti, restoran, transportasi, dan lainnya.

“Dengan tumbuhnya ekonomi, maka otomatis permintaan mobil juga akan meningkat. Pengusaha membutuhkan mobil terutama untuk mendukung pengembangan bisnis mereka,” ujarnya.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper