Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Investasi, Industri Sepatu Sulit Peroleh Bahan Baku Lokal

Selain kurangnya bahan baku di dalam negeri, kreativitas industri bahan baku saat ini juga menjadi tantangan dan hambatan dalam kemajuan industri alas kaki.
Kegiatan di salah satu pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kegiatan di salah satu pabrik sepatu di Tangerang, Banten./Antara/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan pengusaha sepatu mengeluhkan adanya kelangkaan bahan baku, terutama bahan baku dalam negeri mengingat minimnya investasi di bidang tersebut.

Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan kelangkaan bahan baku lokal tersebut disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah yang membebaskan bea masuk impor bahan baku sepatu, terutama bagi importir industri yang berorientasi ekspor.

“Akibat pembebasan bea masuk impor bahan baku itu, akhirnya tidak ada investor atau investasi bahan baku di Indonesia,” katanya, Rabu (17/11/2021).

Selain itu, lanjutnya, jika pengusaha sepatu membeli bahan baku lokal justru wajib membayar PPN 10 persen sehingga perusahaan berorientasi ekspor lebih senang melakukan impor bahan baku.

“Kondisi itulah yang menyebabkan bahan baku di Indonesia itu sangat minim pabriknya,” imbuhnya.

Eddy menambahkan selain kurangnya bahan baku di dalam negeri, kreativitas industri bahan baku saat ini juga menjadi tantangan dan hambatan dalam kemajuan industri alas kaki. Dia mencontohkan, bahan baku dari kulit imitasi yang diimpor dari China dan Taiwan setiap minggu memiliki model-model baru, baik dari segi warna, patern dan lainnya. 

“Nah kalau kita minta bahan baku model-model baru itu di Indonesia, itu tidak bisa karena bahan baku yang diproduksi di Indonesia hanya sejenis, tidak ada kreativitas dan itu tentu saja membuat buyer memilih bahan baku impor dari China,” jelasnya.

Kendati begitu, tambah Eddy, kinerja industri sepatu tahun ini akan lebih bagus sebab ditunjang oleh tren permintaan ekspor yang meningkat serta momentum musim puncak pemasaran pada Natal dan Tahun Baru.

“Selain itu, dengan dibukanya kembali proses belajar mengajar di sekolah ini juga menambah sentimen positif baru untuk kinerja di pasar domestik,” imbuhnya.

Adapun hingga akhir tahun ini Aprisindo sendiri menargetkan kinerja ekspor sepatu bisa mencapai US$5,8 miliar atau setara Rp79,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper