Bisnis.com, SURABAYA - Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Timur (Jatim) menyebut tren kasus Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir mengalami lonjakan yang signifikan, sehingga menjadikan hampir seluruh kota/kabupaten berada dalam zona merah atau risiko tinggi.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim Makhyan Jibril mengatakan, dari hasil penelitian mingguan yang dilakukan Satgas Covid-19 pusat didapatkan bahwa, Jatim sejak 20 Juli 2021 menjadi zona berisiko tinggi atau zona merah sebanyak 33 kota/kabupaten, dan 5 kota/kabupaten lainnya masuk dalam zona oranye.
“Dalam penelitian satgas ada 15 indikator epidemiologi yang dilihat secara mingguan, dan dalam seminggu ini kasus di Jatim naik signifikan, dan sampel yang diperiksa juga naik 3 kali lipat,” ujarnya, Rabu (21/7/2021).
Dia mejelaskan, tren kasus positif Covid-19 di Jatim pada 14 Juli atau saat pertengahan pelaksanaan PPKM Darurat rata-rata 8.230 kasus, dan dalam beberapa hari terakhir kasusnya sudah cukup melandai menjadi sekitar 4.000 hingga 5.000 kasus.
“Jadi diharapkan perpanjangan PPKM Darurat sampai 26 Juli nanti mampu menunjukkan penurunan kasus,” imbuhnya.
Data Satgas Covid-19 Jatim per 20 Juli 2021, total kumulatif kasus Covid-19 mencapai 249.245 kasus, jumlah kasus baru 5.654 per 20 Juli 2021.
Baca Juga
Dari kumulatif kasus positif, sebanyak 184.213 orang atau setara 73,91 persen telah sembuh atau bertambah 2.582 orang dibanding sehari sebelumnya, dan sebanyak 16.463 orang atau 6,61 persen meninggal dunia atau bertambah 268 orang.
Sementara jumlah kasus aktif atau yang sedang dalam perawatan mencapai 48.569 orang atau setara 19,49 persen.
33 Daerah Zona
Dari 38 kota/kabupaten, sebanyak 33 daerah berada dalam zona merah dan sebanyak 5 kota/kabupaten berada dalam zona oranye di antaranya adalah Kota Probolinggo, Sumenep, Kota Blitar, Pamekasan dan Sampang.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta maaf kepada warga di Jatim lantaran penanganan Covid-19 belum memuaskan, termasuk dengan diperpanjangnya pelaksanaan PPKM Darurat.
“Atas nama Pemprov Jatim, saya meminta maaf jika penanganan Covid-19 di Jatim belum memuaskan seluruh masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, perpanjangan PPKM Darurat ini memang tidak mudah bagi masyarakat untuk menghadapinya, tetapi dia meyakini dengan berbagai upaya dan iktiar bersama, perpanjangan PPKM akan membuat kasus melandai.
“Inya Allah jika kasus terus melandai, maka 26 Juli nanti pemerintah akan membuka secara bertahap. Kepada semua warga Jatim tetaplah semangat, pengurus RT/RW tetaplah jadi garda terdepan dalam melayani warga terutama yang sedang isolasi mandiri, dan semoga Allah meringankan beban kita dan membukakan pintu untuk menyelesaikan masalah ini dan melindungi bangsa ini,” imbuhnya.