Bisnis.com, PROBOLINGGO — Sektor pertanian bisa menjadi pemantik pemulihan ekonomi nasional dengan memanfaatkan hasi-hasil pengembangan riset pertanian.
Mentan Syahrul Yasir Limpo mengatakan pada masa pandemi yang ditandai dengan serba ketidakpastian, justru sektor pertanian tetap memberikan harapan karena termasuk merupakan termasuk kebutuhan dasar manusia.
“Pada masa pandemi, sektor ini tetap bertumbuh. Ekspor komoditas pertanian pada 2020 meningkat 15,14 persen, sedangkan pda triwulan I/2021 peningkatannya lebih tinggi, yakni 36,2 persen secara tahunan,” katanya saat meresmikan Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Penelitian (IP2TP) Desa Muneng, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (26/6/2021).
Pada kesempatan itu juga, Mentan SYL bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Hasan Aminuddin, dan Bupati Probolinggo, Tantriana Sari melakukan panen kacang tanah dan kedelai hitam.
Mentan menilai sektor pertanian dapat menjadi pintu memajukan suatu daerah. Jika daerah maju, maka seharusnya kepala daerah mengembangkan sektor pertanian.
IP2TP Muneng merupakan satu diantara 5 IP2TP yang berada di bawah Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) yang meneliti dan mengembangkan varietas unggul tanaman seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas Akabi lainnya.
Baca Juga
Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry mengatakan varietas unggul yang dihasilkan Balitbang Pertanian didedikasikan untuk mendukung CB 1 sampai CB 5. Bukan hanya ada di Jawa Timur tapi tersebar ke seluruh Indonesia.
"CB 1, yaitu mengembangkan kapasitas peningkatan produksi sampai CB 5, meningkatkan nilai ekspor dengan Geratieks," ungkapnya.
Sebagai informasi, kacang tanah yang dipanen merupakan varietas Litbang Garuda 5 yang saat ini tengah menjalani kerja sama kemitraan bersama PT Tuding Putra Putri Jaya memproduksi kacang garing. Sementara untuk kacang kedelai, termasuk varietas Detam 1 yang digunakan sebagai bahan baku kecap Kipas Sate oleh CV Mustika Digdaya.
Mentan mengapresisasi hasil riset yang dilakukan oleh Balitkabi Balitbangtan. Hal itu menurutnya harus disebarkan dan diaplikasikan secara massif di wilayah lain agar sektor pertanian terus bergerak dan berperan dalam pemulihan ekonomi nasional.
Varietas ini diharapkan oleh Mentan SYL terus dikembangkan dengan memperluas dan meningkatkan jumlah bibit sebar. Kementan siap untuk memperkenalkan komoditas tersebut kepada wilayah-wilayah yang cocok.
“Jadi kepala daerah seharusnya tidak hanya meminta warga menanam komoditas tertentu, tapi juga mendatangkan investor yang membelinya untuk diolah,” ujarnya.
Fadjry Djufry menambahkan, hasil pengembangan riset pertanian Kementan diharapkan dapat mengembangkan pertanian di daerah-daerah, juga bisa disinergikan dengan industri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri serta ekspor.(K24)