Bisnis.com, SURABAYA – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mengembangkan kebun Museum Pisang di kawasan Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang yang berpotensi menjadi destinasi wisata edukasi atau agrowisata.
GM Unit Usaha Strategis PTPN XI, Owen Dwi Hasudungan Gultom menjelaskan pengembangan kebun pisang tersebut merupakan bagian dari upaya diversifikasi perseroan di luar core bisnis sebagai perusahaan gula.
“Upaya diversifikasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan resource yang ada guna memperkuat performa korporasi serta mendukung dan memperkaya kearifan lokal Lumajang sebagai kota pisang,” katanya, Jumat (23/10/2020).
Dia menjelaskan kebun Museum Pisang seluas lebih dari 1 ha ini sudah dirintis sejak 2016 dan hingga kini telah memiliki 37 jenis pisang seperti pisang konsumsi, pisang komersial hingga pisang hias.
“Ke depan jenis pisang di kebun ini akan ditambah jumlahnya sehingga melengkapi koleksi Museum Pisang, sehingga nantinya dapat memperkaya wahana agrowisata edukasi Puslit Sukosari Lumajang,” imbuhnya.
Owen menambahkan dengan kehadiran kebun Museum Pisang ini diharapkan julukan Kabupaten Lumajang sebagai kota pisang akan semakin menguat dan semakin dikenal masyarakat luas.
Kepala Puslit Sukosari, Nanik Tri Ismadi menerangkan awalnya Puslit Sukosari hanya berfungsi sebagai lembaga penelitian dan pengembangan di bawah PTPN XI, tetapi kini sudah memiliki agrowisata edukasi yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang.
“Jadi sekarang jika ada pengunjung yang melakukan penelitian ilmiah atau sekedar berwisata mencari benih dan informasi terkait pisang, bisa datang ke sini,” ujarnya.
Nanik mengakui meski belum selengkap seperti Kebun Plasma Nutfah Pisang milik Dinas Pertanian dan Pangan Yogyakarta, tetapi koleksi Museum Pisang Lumajang ini merupakan yang terlengkap di Jatim sehingga kerap mendapat kunjungan penelitian ilmiah hingga wisata.
Dia menjelaskan selama ini benih pisang Puslit Sukosari ini diperoleh dari berbagai daerah di Jatim dan Jateng. Bibit tunas yang didapat itu kemudian dikembangkan untuk kultur jaringan sekaligus optimalisasi laboratorium kultur jaringan yang dimiliki Puslit.
“Selain mendapat edukasi budidaya pisang, pengunjung juga diperkenalkan analisa prospektif usaha pengolahan pisang,” imbuhnya.
Nanik menambahkan pihaknya juga melakukan kolaborasi kebun koleksi pisang dengan keilmuan yang lain yang bisa didapatkan pengunjung seperti belajar tentang jenis tebu, teknik budidaya kultur jaringan, pemupukan, pengendalian hama, pembuatan pupuk organik dan lain-lain.