Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gabah Dorong Peningkatan NTP Jatim 0,54%

Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 tercatat mengalami peningkatan 0,54% dibandingkan bulan sebelumnya sehingga NTP Jatim sudah berada di angka 100,36.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SURABAYA – Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 tercatat mengalami peningkatan 0,54% dibandingkan bulan sebelumnya sehingga NTP Jatim sudah berada di angka 100,36.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menjelaskan posisi NTP yang sudah berada di atas angka 100 tersebut menunjukkan pendapatan petani lebih tinggi dibandingkan uang yang dikeluarkan petani. Kondisi tersebut juga menunjukkan jika pendapatan petani mulai meningkat setelah sempat menurun akibat pandemi.

“Peningkatan NTP terutama terjadi pada petani tanaman pangan naik 1,46% atau menjadi 103,44, dan tanaman perkebunan rakyat naik 0,32% atau menjadi 98,70 tetapi kondisinya masih di bawah 100,” jelasnya, Kamis (8/10/2020).

Dia menjelaskan peningkan NTP pada tanaman pangan itu sejalan dengan terjadinya perubahan harga komoditas tanaman pangan yang diterima petani seperti gabah yang naik 0,7%, dan harga jagung yang naik 1,2%.

“Sementara untuk NTP subsektor tanaman hortikultura justru turun 1,87% sehingga indeksnya menjadi hanya 89,27,” imbuhnya.

Penurunan NTP tanaman hortikultura tersebut juga akibat dampak pandemi yakni kurang terserapnya produksi petani horti oleh pasar, mengingat selama awal pandemi banyak kafe, hotel dan restoran yang tutup.

Kepala Dinas Pertanian Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan produksi komoditas padi sendiri pada semester II/2020 ini diperkirakan terjadi penurunan angka surplus. Pada semester I, surplus tanaman padi Jatim mencapai 2,1 juta ton, tetapi pada semester II ini surplus hanya sekitar 834.295 ton.

“Produksi beras semester I mampu mencapai 4,3 juta ton dengan konsumsinya hanya 2,1 juta ton sehingga sisanya masih banyak, tapi di semester II proyeksi produksi hanya 3 juta ton dengan konsumi 2,1 juta, jadi tersisa sedikit,” ujarnya.

Sementara produksi jagung pipilan kering (PPK) pada tahun ini diproyeksi mencapai 5,9 juta ton, yang akan diserap untuk konsumsi sebanyak 122.724 ton, dan untuk kebutuhan pakan ternak sebanyak 2,4 juta ton.

Sedangkan produksi kedelai tahun ini diproyeksi hanya mampu mencapai 116.442 ton, dengan tingakat konsumsi masyarakat Jatim yang mencapai 447.912 ton sehingga komoditas kedelai ini masih defisit 331.470 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper