Bisnis.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Jawa Timur, Kamis (25/6/2020), guna memantau perkembangan penanganan Covid-19 di wilayah setempat.
Presiden lantas menggelar pertemuan dengan Gubernur Jatim, dan kepala daerah di Gedung Grahadi. Setelah menerima laporan dari kepala daerah, Presiden memberi tenggat dua pekan agar penyebaran Covid-19 di Jatim terkendali.
Hampir dua pekan setelah pertemuan itu, data menunjukkan kasus penyebaran corona masih terus bertambah. Salah satunya di Sidoarjo, wilayah yang berbatasan langsung dengan Surabaya, salah satu episentrum terbesar penyebaran Covid-19 di Jatim.
Data yang dihimpun dari Provinsi Jawa Timur menunjukkan kasus penyebaran Covid-19 di Sidoarjo masih fluktuatif, tapi cenderung terus bertambah.
Berikut rincian tambahan konfirmasi Covid-19.
Jumat, (26/6/2020), bertambah 39 orang.
Sabtu, (27/6/2020), bertambah 80 orang.
Minggu, (28/6/2020), bertambah 53 orang.
Senin, (29/6/2020), bertambah 17 orang.
Selasa, (30/6/2020), bertambah 56 orang.
Rabu, (1/7/2020), bertambah 59 orang.
Kamis, (2/7/2020), bertambah 66 orang.
Jumat, (3/7/2020), bertambah 65 orang.
Sabtu, (4/7/2020), bertambah 116 orang.
Minggu, (5/7/2020), bertambah 93 orang.
Senin, (6/7/2020), bertambah 45 orang.
Selasa, (7/7/2020), bertambah 79 orang.
Baca Juga
Kumulatif kasus Covid-19 di Sidoarjo per Selasa (7/7/2020) sebanyak 2.102 orang. Dari jumlah itu, 1.672 orang (79,54 persen) dirawat, 301 orang (14,32 persen) sembuh dan 129 orang (6,14 persen) meninggal. Dari jumlah yang dirawat, sebanyak 652 orang (39 persen) isolasi di rumah dan 1.020 (61 persen) isolasi rumah sakit.
Adapun pasien dalam pengawasan sebanyak 886 orang. Dari jumlah itu, 669 orang (75,51 persen) dirawat, 152 orang (17,16 persen) PDP sehat dan 65 orang (7,34 persen) PDP meninggal. Dari jumlah PDP yang dirawat, sebanyak 150 orang (22,42 persen) isolasi rumah dan 519 orang (77,5 persen) isolasi RS.
Soal tenggat pengendalian Covid-19, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin berpendapat target dari Presiden agar pihaknya lebih bersemangat dalam menangani Covid-19. "Kalau tidak ada rapid test atau swab, ya datanya tidka nambah. Tapi akan menjadi fenomena gunung es," ujarnya dikutip dari Suara Surabaya, Rabu.
Menurutnya, Sidoarjo sekarang sudah ada lima RS rujukan, menyediakan ruang isolasi yang cukup, penanganan isolasi mandiri di rumah, menerapkan kampung tangguh dan membagikan dua juta masker.