Bisnis.com, MADIUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur berencana menjadikan lima kecamatan di wilayah setempat sebagai sentra budi daya tanaman porang yang merupakan komoditas ekspor andalan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun Shodiq Heru Purnomo mengatakan lima kecamatan tersebut adalah Saradan, Gemarang, Kare, Dagangan, dan Wonoasri.
"Total luas lahan yang dikembangkan untuk sentra budi daya porang tersebut mencapai sekitar 1.600 hektare," ujar Shodiq di Madiun, Rabu.
Guna mendukung hal tersebut, menurut dia, Pemkab Madiun bekerja sama dengan Kementerian Pertanian di tahun 2020 akan mencanangkan program Kebun Bibit Porang seluas 10 hektare.
Pencanangan program Kebun Bibit Porang itu bertujuan untuk mengatasi permasalahan penyediaan bibit porang yang sulit dan sering dihadapi petani porang selama ini. Selain sulit, harga bibit porang juga mahal akibat stoknya yang terbatas.
Para petani porang Madiun tersebut tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang membudidayakan porang di kawasan hutan milik Perum Perhutani.
Baca Juga
Untuk mendukung keberhasilan pengembangan tanaman porang, para petani juga akan diberi fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BNI dengan bunga enam persen per tahun.
Shodiq menambahkan keberadaan sentra budi daya porang ini guna menjawab tantangan Kementerian Pertanian yang mendorong percepatan pembudidayaan tanaman porang di wilayah Kabupaten Madiun.
Percepatan pembudidayaan tanaman porang di wilayah Kabupaten Madiun bertujuan agar wilayah ini menjadi pusat pengembangan porang secara nasional dan contoh bagi daerah-daerah lainnya.
Selama ini, Kabupaten Madiun memang dikenal sebagai daerah penghasil porang dan telah diekspor ke luar negeri. Negara tujuan ekspor porang adalah China dan Jepang.
Guna memaksimalkan porang, Pemkab Madiun bekerja sama dengan pihak lain seperti Perhutani dan investor telah menyediakan lahan, sumber daya manusia, dan pabrik pengolahan porang.
Sebelumnya, beberapa tahun terakhir hasil panen porang dijual ke Surabaya baru kemudian dieskpor. Dengan adanya pabrik di Madiun, mulai tahun ini hasil panen porang bisa langsung dijual di Madiun untuk kemudian diekspor.