Bisnis.com, SURABAYA – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) meluncurkan produk asuransi tambahan PRUTotal Critical Protection dan PRUTotal Critical Protection Syariah di Jawa Timur mengingat adanya potensi yang cukup besar.
Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch menjelaskan kebutuhan perlindungan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia kini semakin dinamis. Untuk itu, perseroan melakukan inovasi melalui produk tambahan baru PRUTop dan PRUTop Syariah.
“Ini merupakan rangkaian solusi asuransi yang melindungi masyarakat dari kondisi kritis secara total tanpa ada batasan jumlah maupun jenis penyakit,” katanya saat peluncuran PRUTop dan PRUTop Syariah, Rabu (15/1/2020).
Dia mengatakan penyakit kritis dapat menyerang siapa saja, kapan saja sehingga menurutnya masyarakat tidak terpaku menghindari hanya suatu penyakit tertentu. Apalagi berbagai masalah kesehatan itu dapat terus bertambah akibat banyak faktor, seperti lifestyle, globalisasi hingga perubahan iklim.
Data riset kesehatan dasar 2018, tercatat beberapa prevalensi penyakit tidak menular di Jatim berada di atas rata-rata nasional, seperti penyakit stroke 12,4%, sedangkan nasional 10,9%, dan kanker 2,17% dengan rata-rata nasional 1,79%.
Selain itu, penyakit diabetes melitus di Jatim juga masih tinggi yaitu 2%, sedangkan rata-rata nasional 1,5%. Sementara di Surabaya merupakan kota dengan prevelansi yang cukup tinggi di Jatim untuk kasus ini yakni melebihi 3%.
Baca Juga
“Melihat data tersebut, Prudential ingin memberikan perlindungan kondisi kritis lebih luas sampai penyakit kritis yang belum ditemukan, bahkan maksimal tertanggungan hingga Rp5 miliar,” imbuh Jens.
dr. Chandra Wijaya dari Siloam Hospitals Surabaya menyebutkan masyarakat harus selalu bersiap dan waspada terhadap setiap penyakit. Secara global, World Health Organization (WHO) mengkategorikan permasalahan kesehatan hingga mencapai 68.000 jenis.
“Kita harus terus siaga terhadap kemunculan penyakit-penyakit baru. Para ahli memperkirakan 5 penyakit baru pada manusia muncul tiap tahun, 3 di antaranya bersumber dari binatang,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, masyarakat perlu mengantisipasi ancaman penyakit kritis ini dengan mengubah gaya hidup dan Iebih menyadari mahalnya kesehatan, menginta penyakit kritis juga dapat berimplikasi pada aspek psikologis, sosial dan finansial.