Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah menyiapkan sejumlah event budaya dan pariwisata untuk tahun depan salah satunya mengeksplor Pulau Madura dan Selingkar Wilis guna menggenjot kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Sinarto mengatakan dalam upaya mengeksplorasi kekayaan alam dan budaya di Madura, rencana pemerintah akan menggelar event Festival Madura Raya pada 2020.
"Event Madura Raya ini akan kami diskusikan bulan ini dengan 4 kabupaten di Madura, untuk membuat atraksi-atraksi wisata basis budaya karena banyak potensi yang bisa diekspos," katanya kepada Bisnis, Senin (9/12/2019).
Dia menjelaskan potensi Madura yang akan ditonjolkan adalah wisata bahari mengingat pulau ini memiliki laut yang sangat bagus, termasuk atraksi budaya seperti Karapan Sapi, dan berbagai tari-tarian dan pertunjukan lainnya.
"Saat ini kami sedang pilih-pilih apa saja yang bisa ditonjolkan, bahkan seperti kesenian dan batik Madura yang khas juga cukup menonjol," katanya.
Sedangkan eksplor kegiatan budaya di wilayah Selingkar Wilis yakni seperti Pacitan, Ngawi, dan Ponorogo akan ditingkatkan jumlah atraksi-atraksinya termasuk tata kelolanya, lantaran wilayah Ponorogo memiliki atraksi budaya Reog Ponorogo yang cukup besar.
"Kita punya event besar seperti Reog Ponorogo tapi memang tata kelolanya belum maksimal. Namun sekarang sudah ada potensi jalur Pansela (pantai selatan) yang mempermudah akes perjalanan dari Yogyakarta, nah itu bisa kita kembangkan misalnya ada Tour De Selingkar Wilis," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Sinarto, Jatim juga punya potensi wisata Religi yang akan dikelompokan di wilayah utara seperti Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik dan Mojokerto sehingga wisatawan yang datang ke Jatim punya segmen tersendiri.
"Saya sempat bertemu dengan para pengambil keputusan yakni bupati/walikota, dan kami sampaikan bahwa pemerintah itu bisa mengandalkan pariwisatanya jadi perlu didorong/dibangun apakah itu akses jalannya, ato eventnya diperbanyak," ujarnya.
Menurutnya, diperlukan peran pemerintah untuk meningkatkan SDM dalam bidang pariwisata ini agar Jatim punya daya saing dan pelayanan kepariwisataan yang baik, mulai dari sisi atraksi, budaya, infrastruktur, akomodasi dan transportasinya.
"Dari sisi itu (SDM dan akses) itu kita agak sedikit berat jika dibandingkan dengan provinsi lain seperti Bali dan Yogyakarta, atau negara lain. Maka ini yang harus dikejar untuk jadi lebih baik," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Bidang Distribusi Statistik BPS Jatim Satrio Wibowo menyebutkan tren kunjungan wisman ke Jatim sepanjang Januari-Oktober 2019 hanya mampu mencapai 206.524 kunjungan atau turun 21,75% dibandingkan periode sama 2018 yang mencapai 263.928 kunjungan.
"Bahkan pada Oktober 2019 saja kunjungannya hanya mencapai 21.152 kunjungan atau turun 18,45% dibandingkan Oktober 2018 yang bisa mencapai 25.938 kunjungan," katanya.
Satrio mengakui rata-rata tiap bulan tingkat kunjungan wisman sepanjang tahun ini selalu lebih rendah dibandingkan pada bulan-bulan di 2018. Hanya saja, BPS tidak dapat mengidentifikasi penyebab penurunan kunjungan orang asing.
"Kami tidak ada surveinya untuk penyebabnya, selain itu kunjungan wisman ini juga hanya berdasarkan orang asing yang turun di Bandara Juanda," imbuhnya.