Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan pengembang di Jawa Timur meminta agar subsidi dengan skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dioptimalkan, termasuk pemberian bunga ringan oleh Himbara agar mampu menggerakkan sektor rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ketua Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Jatim, Danny Wahid, mengatakan pemberian BP2BT merupakan kebijakan yang positif karena memberikan bantuan uang muka maksimal Rp40 juta sehingga masyarakat bisa lebih mandiri dalam melakukan kredit.
“Namun begitu, skema itu masih belum bisa direalisasikan karena banyak hal yang menghambat, seperti pada saat verifikasi, ada kecurigaan yang tinggi tehadap pembeli. Setelah keluar SP2K (surat persetujuan putusan kredit) dari bank, tapi harus verifikasi ke PUPR, manajemen risiko jangan kelewat begitu,” jelasnya saat konferensi pers, Senin (16/9/2019).
Dia mengatakan padahal, katanya, untuk melakukan pengecekan kemampuan nasabah, bisa dilakukan relaksasi melalui tabungan cukup 3 bulan, tanpa perlu 6 bulan, serta keterangan slip gaji. Selain itu, MBR juga masih berat ketika membeli rumah dengan bantuan BP2PT, tetapi suku bunga yang diberikan masih tinggi.
“Himbara (Himpunan bank milik negara) juga haruslah menurunkan bunga untuk MBR, jangan terlalu banyak ambil bunga. Kalau 6% - 7% itu sudah cukup, tapi kalau sampai 9% ya tentu saja MBR ini berat sekali,” katanya.
Danny mengakui, sejak kuota rumah subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hampir habis. Pengembang di Jatim pun belum bisa merealisasikan pembangunan rumah subsidi sesuai target.
“Tahun ini saya tidak tahu sudah berapa yang terealisasi dan belum ada laporan karena hambatan regulasi itu tadi, tapi tahun lalu REI Jatim telah membangun 25.000 unit rumah, padahal stok kita ada 40.000 unit, jadi tidak terserap semua,” katanya.
Meski begitu, untuk mendorong pembangunan rumah subsidi, REI Jatim menggelar pameran bertajuk Surabaya Indonesia International Property Expo (IIPE) 2019 pada 25-29 September di Jatim Expo.
Ketua Panitia IIPE, Muschsinul Achsan menjelaskan, dalam pameran itu sebanyak 80% merupakan pengembang rumah subsidi dan sisanya pengembang komersial. Pemeran ini menyasar MBR di kalangan milenial, yang penjualannya ditargetkan bisa tembus Rp250 miliar.
Adapun, pameran IIPE ini serentak berlangsung di 4 kota yakni Surabaya, Jakarta, Medan dan Bali. Dalam ajang itu, REI Jatim juga berinisiatif untuk menggelar REI Goes to Kampus yang menyasar Unesa, UIN dan Unair.
“Kita berdayakan 50 mahasiswa yang jurusan pemasaran untuk diberikan pengetahuan pemasaran rumah,” imbuh Muchsin.