Bisnis.com, SEMARANG - PT PLN Persero dalam waktu dekat akan menggarap proyek pemanfaatan panas bumi di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Ungaran.
Adapun, proyek energi terbarukan tersebut diproyeksi menghasilkan daya listrik sebesar 55 MegaWatt (MW) melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
Seperti diketahui, WKP Ungaran ini dulunya dikelola oleh swasta. Kendati demikian, karena mangkrak, kemudian diambil alih oleh PLN pertengahan tahun lalu. Dan sesuai undang-undang yang baru, perusahaan negara tersebut akan menjadi operatornya.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abumanan menjelaskan, wilayah WKP Ungaran rencananya dimanfaatkan untuk dibangun PLTP. Potensinya mampu menghasilkan 55 MW.
"Ungaran itu potensi 55 (MW), tapi yang P1 itu sudah 110 (MW), P1 itu potensi yg sudah proven. Tahap pertama ini 55 MW, tapi nanti bisa kita kembangkan," katanya usai melakukan audiensi di ruang kerja Gubernur Jateng, Selasa (22/1/2019).
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono menambahkan, pemerintah benar-benar mendukung proyek ini. Katanya, saat ini sudah memasuki perencanaan yang juga melibatkan akademisi dari Universitas Diponegoro.
Baca Juga
"Ini sudah mulai, artinya tahap persiapan, setelah nanti sosialisasi ada kegiatan eksplorasi, penelitian, nanti melibatkan akademisi undip akan dilibatkan oleh PLN. Mungkin setelah april lebih digencarkan," tuturnya.
Teguh menjelaskan, Jawa Tengah memiliki enam wilayah potensial panas bumi. Meliputi Gunung Ungaran, Gunung Lawu, Baturaden, Gucci, Telomoyo dan Dieng.
"Kalau untuk Jateng kita berharap, jika Ungaran sudah jadi, kemudian Baturaden jadi, akan mempercepat bauran energi. Kita punya road map. Kalau satu pembangkit itu sudah menaikkan 12%, kalau 2 sudah 24%. Padahal selama ini pertumbuhan kita dalam 1 tahun secara historical 1 sampai 2%," terangnya.
Menurut Teguh, target bauran energi baru terbarukan (EBT), sepeeri yang telah ditetapkan Kementerian ESDM beberapa waktu lalu, adalah sebesar 23% pada 2025.
Teguh optimis target tersebut bisa tercapai menilik masih ada beberapa blok panas bumi lagi selain Ungaran yang telah ditugaskan ke PLN
Blok panas bumi yang dimaksud adalah WKP Mataloko 22,5 MW, Atedei 10 MW, dan Ulumbu 50 MW di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua 10 MW di Maluku Utara. Lalu Gunung Tangkuban Perahu 60 MW di Jawa Barat, Tulehu 2x10 MW di Ambon.
Selanjutnya, Kepahiang 110 MW di Bengkulu. Sedangkan tiga wilayah yang masih diproses yaitu WKP Danau Ranau di Sumatera Selatan 110 MW, serta Oka Ile Ange 10 MW dan Gunung Sirung 5 MW di Nusa Tenggara Timur. "Mudah-mudahanan kita harap segera terwujud. Karena kita butuh pembangkit-pembangkit baru," tutupnya.
Di sisi lain, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berpendapat penggunaan energi terbarukan melalui pemanfaatan panas bumi tak bisa lagi ditunda. Namun, ia menekankan agar PT PLN Persero mengambil langkah tepat dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hal ini.
"Kendala biasanya sosial, makanya saya pesan agar ada pendekatan, sosialisasi kepada masyarakat adalah arti penting, cara kerjanya, luasan yang diterima seperti apa sehingga masyarakat jadi mengerti. Kan kita sudah belajar, dari gunung Lawu orang bilang nggak setuju, nggak setuju karena takut, maka dikasih tahu dulu," katanya.
Bicara soal jangka panjang, memanfaatkan energi khususnya untuk produksi listrik bagi masyarakat adalah pilihan tepat. Menimbang saat ini gas dan surya belum optimal.
Sedangkan batu bara ditakutkan bakal mencemari lingkungan.
"Meskipun ini investasi mahal, tapi seterusnya tidak pakai operasional lagi karena sudah otomatis muncul dari dalam bumi, tinggal dikelola," katanya