Bisnis.com, SURABAYA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV menyatakan arus petikemas di Pelabuhan Makassar pada akhir tahun ini mengalami lonjakan sehingga sempat mengakibatkan antrean layanan kapal yang akan bersandar.
Direktur Keuangan Pelindo IV, Yon Irawan mengakui memang pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi Selatan di akhir tahun ini cukup tinggi sekitar 7%. Hal itu sebanding dengan meningkatnya arus barang dan kapal di Pelabuhan Makassar yang menjadi hub pelabuhan di kawasan timur.
"Memang ada pola kapal-kapal yang berkunjung di momen tertentu seperti mendekati Natal dan Tahun Baru sehingga sejal November kapal-kapal mulai menumpuk di Makassar dengan rentetan dari Jakarta, Surabaya dan Semarang," ujarnya saat konferensi pers Pelindo Charity Port Run, Jumat (14/12/2018).
Dia mengatakan pihaknya akan membenahi Pelabuhan Makassar dengan mengatur koneksinya untuk mengurai antrean kapal. Satu langkah di antaranya bekerja sama dengan Pelindo I, II dan III untuk bersinergi menerapkan Integrated Billing System (IBS).
Menurutnya, banyaknya antrean kapal di Pelabuhan Makassar ini kebanyakan mengangkut beragam komoditas pangan dan juga tambang mineral.
Selain itu, lanjutnya, di Pelabuhan Makassar juga terjadi peningkatan ekspor, termasuk gencarnya pembangunan infrastruktur.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pelindo IV telah membangun pelabuhan eksisting Makassar 360 meter dengan layanan 2 crane.
"Dengan pelabuhan eksisting pun ternyata masih kurang sehingga kami akan percepat pembangunan New Port berkapasitas 2,5 juta TEUs agar cepat selesai pada 2021," jelasnya.
Pada November lalu, Indonesian National Shipowners Association (INSA) melaporkan kondisi pelabuhan di Makassar telah merugikan pengusaha hingga US$4.000/hari (500 - 700 TEUs) lantaran terjadi antrean kapal untuk bersandar.
Akibat antrean itu, kapal-kapal tidak bisa bersandar karena kondisi Pelabuhan Makassar hanya bisa disandari oleh 4 kapal sedangkan yang akan keluar masuk lebih dari 5 kapal.