Bisnis.com, MADIUN – PT Industri Kereta Api Inka menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang saat ini masih 42 persen untuk kereta bermesin penggerak dan 70 persen untuk kereta tidak bermesin penggerak.
"Intinya, untuk bermesin penggerak itu 42 persen, yang tidak bermesin sudah 70 persen, kalau rodanya PT Barata Indonesia yang buat, bisa sampai 78 persen," kata Direktur Utama Inka Budi Noviantoro dalam paparannya di Kantor Pusat Inka, Madiun, Rabu (7/11/2018).
Budi merinci untuk kereta bermesin penggerak, komponen yang sudah diproduksi dalam negeri, di antaranya pendingin ruangan (AC), coupler dan sebagian interior dan badan kereta (car body). Sementara itu, untuk sistem pengereman masih impor dari Jepang dan Jerman, sistem penggerak dari China dan Eropa.
Untuk kereta tidak bermesin penggerak, komponen yang sudah diproduksi dalam negeri, di antaranya pendingin ruangan (AC), sistem pengereman, bogie (roda) dan komponen interior.
Sementara untuk komponen elektrik dan pelapis lantai masih impor dari Jepang dan China.
Adapun untuk lokomotif TKDN sudah mencapai 43 persen, di antaranya badan kereta (carbody), interior dan coupler buatan dalam negeri. Sementara brake resistor, sistem penggerak, gearbox motor impor dari Jerman. Kemudian mesin diesel dan sistem pengereman dari Amerika Serikat.
Budi menuturkan Menteri BUMN Rini Sumarno terus mendorong perusahaan BUMN terkait untuk memproduksi komponen-komponen yang dipakai untuk sarana kereta api, seperti PT Inalum untuk memproduksi alumunium sebagai bahan badan kereta yang ringan dan PT Barata Indonesia untuk memproduksi bogie atau rangkaian roda kereta.
"Menteri BUMN sudah memerintah untuk segera ayo buat, sebagai bagian dari sinergi BUMN," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kendala yang dihadapi adalah produk dalam negeri harus melalui sertifikasi terlebih dahulu. "Enggak mungkin kalau belum tersertifikasi, saya juga sudah datangi Barata, Pindad agar segera memproduksi komponen-komponen untuk kereta," katanya.