Bisnis.com, SURABAYA -- Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) wilayah Jawa Timur (Jatim) meminta pemerintah melakukan pengawasan secara merata ke semua Rumah Pemotongan Hewan (RPH) lantaran banyak sapi betina yang dipotong untuk memenuhi kebutuhan.
Ketua PPSDS Jatim Muthowif mengatakan saat ini pasokan sapi yang siap potong di provinsi tersebut masih sangat minim sehingga banyak RPH yang akhirnya memotong sapi betina.
"Padahal, sapi betina sangat diperlukan untuk menjaga populasi sapi dan pengembangan sapi ke depannya," terangnya kepada Bisnis, Jumat (5/10/2018).
Muthowif menjelaskan saat ini, dari 3.750 ekor sapi yang dipotong di Jatim, sekitar 1.100 ekor sapi di antaranya merupakan sapi betina. Kondisi ini menunjukkan bahwa hampir 50% sapi yang dipotong adalah sapi betina.
"Ini terjadi karena minimnya sapi potong saat ini," ucapnya.
Menurut Muthowif, minimnya sapi potong bukan hanya karena pasokan sudah tersedot untuk kebutuhan kurban pada Agustus 2018, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan daerah lain seperti Kalimantan, Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar), dan Jakarta.
Selain melakukan pengawasan merata ke semua RPH, pemerintah pun dinilai perlu melakukan impor sapi bakalan yakni sapi yang akan digemukkan.
"Perlu intervensi dari pemerintah sebagai upaya memperbanyak indukan dan memperhatikan keberadaan sapi bakalan," ujarnya.
Di sisi harga daging sapi, belum ada kenaikan sejak Iduladha. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menyebutkan daging sapi segar saat ini rata-rata dijual di harga Rp108.000-Rp110.000/kg.
Sementara itu, harga daging kerbau impor dari India dibanderol Rp80.000 -Rp85.000/kg. Adapun harga sapi timbang hidup saat ini adalah Rp45.000-Rp47.000/kg.