Bisnis.com, SURABAYA - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menargetkan jumlah pengguna fasilitas Akses (Acuan kepemilikan sekuritas) tahun ini bisa mencapai 20% dari total investor yang ada di Indonesia.
Kepala Unit Bantuan Hukum KSEI, Yanu Suwandika mengatakan saat ini pengguna fasilitas Akses, perlindungan investor di pasar modal, masih sekitar kurang dari 10% dari total 1,2 juta investor di pasar modal.
"Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi yang kami gelar bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Surabaya, Jember dan Kediri, kami berharap ada peningkatan jumlah pengguna Akses," jelasnya saat Media Luncheon Sosialisasi Akses, Selasa (17/4/2018).
Dia menjelaskan fasilitas Akses berfungsi untuk melindungi investor termasuk memberikan informasi terbaru tentang pengembangan infrastruktur yang tengah dilakukan KSEI. Melalui Akses, investor juga bisa memantau langsung protofolio investasinya.
"Ibaratnya, investor punya akses langsung untuk melihat investasinya di sistem kami. Juga untuk mencegah penyalahgunaan dari pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti halnya transaksi lewat internet banking, jika eror, bisa pakai m-banking, jika bermasalah bisa ke ATM atau langsung ke bank. Begitu juga fungsi Akses," jelasnya.
Berdasarkan data KSEI hingga akhir Maret 2018 di Jawa Timur tercatat ada 144.766 investor pasar modal atau Jatim menduduki urutan ke-3 jumlah investor terbanyak secara nasional, baik investor pemilik efek, reksadana maupun surat berharga. Sebanyak 34.514 investor Jatim berdomisili di Surabaya.
Dari data KSEI nasional, jumlah investor berdasarkan gender laki-laki sebanyak 63% dan sisanya perempuan. Berdasarkan usia, sebanyak 47% dikuasai oleh investor usia 41-100 tahun, usia 31-40 tahun sebanyak 25%, usia 26-30 sebanyak 13% dan usia 18-25 tahun sebanyak 15%.
Yanu mengatakan investor Indonesia perlahan mulai sadar berinvestasi. Pada 2016, tercatat investor lokal sudah merajai investasi di negeri sendiri. Dulu, jumlah investor terbanyak adalah orang asing yang mencapai 60%-70%. Sekarang ini investor asing hanya sekitar 44%.
"Hal ini menunjukan mulai membaiknya kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi, ekonomi membaik, surat utang positif, dan IHSG juga naik," imbuhnya.
Yanu menambahkan tahun ini KSEI merencanakan penerapan electronic voting (e-voting) untuk mengakomodasi penggunaan hak suara investor dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanpa perlu kehadiran investor secara fisik.
"Proyek strategis lainnya yang sedang dikembangkan adalah sistem utama KSEI yaknk C-Best Next Generation (C-Best Next-G) untuk meningkatkan kecepatan dan kapasitas sistem, juga mengembangkan Akses Next-G yang bisa diakses oleh investor, perusahaan efek, Bank Kustodian maupun masyarakat umum," imbuhnya.