Bisnis.com, SURABAYA—Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya menemukan kebocoran air di kawasan Industri Rungkut yang nilainya diperkirakan cukup besar, sehingga mengurangi pendapatan PDAM selama ini.
Direktur Utama PDAM Surya Sembada Mujiaman, di Surabaya, Selasa, mengatakan hasil pengecekan meter air yang dilakukan manajemen PDAM di kawasan Rungkut Industri pada Senin (2/4), diketahui hilangnya produksi air mencapai 53 persen atau kerugian nominal diperkirakan mencapai Rp300 miliar per tahun.
"Salah satunya penyebab kebocoran karena alat pencatat meter air sudah lama sehingga tak bisa mencatat penggunaan air secara akurat," katanya.
Menurut dia, alat pencatat meter yang ada di tempat-tempat pelanggan itu tak bisa berjalan optimal. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menemukan banyak kelemahan internal perusahaan, seperti halnya terkait sistem catat meter dan pengamanan meter pelanggan.
"Mestinya harus ada kecepatan dalam penggantian meter yang macet, buram dan rusak. Kalau dibiarkan ini tidak baik," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, perlu ada tindakan prioritas berupa ganti meter dan sistem pencatatan meter dan penggantian 3.000 meter golongan 4D yang macet.
Baca Juga
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengatakan perusahaan membentuk tim gabungan untuk menindaklajuti temuan taksasi dan meteran macet, serta tim untuk penanggulangan dampak komersial, hukum serta sosial politik.
Begitu juga pemasangan AMR (Auto Meter Reading) untuk pelanggan premium segera dilaksanakan sesuai kemampuan keuangan perusahaan. "Untuk kemungkinan pelanggaran sangat mungkin dan akan diputuskan oleh tim yang akan dibentuk," ujarnya.
Mujiaman sebelumnya mengatakan hampir semua kawasan mengalami problem yang sama, akibatnya tingkat kebocoran air PDAM sangat tinggi. Ia mencontohkan, hasil pantauannya di Rungkut, sebanyak 70 pelanggan utama PDAM mengalami meter air rusak dan belum pernah diganti sama sekali.