Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan bahwa pelonggaran fleksibilitas harga dalam penyerapan gabah dari sebelumnya hingga 10% di atas harga pembelian pemerintah (HPP) menjadi maksimal 20% di atas HPP seperti yang telah ditetapkan dalam Rapat Koordinasi pihak terkait diyakini akan berimplikasi naiknya harga beras di tingkat pedagang.
Pasalnya, perolehan harga gabah kering panen di tingkat petani berpotensi mencapai maksimal Rp4.440 naik sebesar Rp740 dari HPP yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp3.700.
"[Dengan harga tersebut] margin Rp450 sulit didapatkan," kata Enggar, Senin (12/2/2018).
Seperti diketahui, saat ini pemerintah menerapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium di angka Rp9.450 dan menurut Enggar belum akan ada perubahan menyusul dinaikkannya fleksibilitas penyerapan gabah menjadi maksimal 20% di atas HPP.
Enggar menambahkan bahwa perubahan fleksibilitas ini hanya akan berlaku sementara hingga panen raya tiba. Seperti diketahui, sejumlah pengamat memprediksi panen raya tahun ini kemungkinan akan terjadi pada Maret.
"Saya melihat ini hanya sementara karena tidak lama lagi akan panen raya.
Kalau sudah panen raya, kita tugaskan Bulog, Fleksibilitas tidak lagi 20% tetapi 10%. Ini juga kembali lagi pada supply dan demand pada saat padinya banyak maka pasti harganya turun," jelasnya.
Untuk itu, dia meminta agar semua pihak bisa memberikan kepercayaan pada Bulog untuk melakukan penyerapan gabah sembari melakukan pemantauan dan pengawasan pada praktik penyerapan tersebut. Selain itu, dia juga berharap agar ke depan cuaca bisa lebih baik sehingga tidak mengganggu perjalanan padi.